SCOPRIRE ~ 33

2.2K 176 16
                                    

"Sumpah candaan lo itu garing! Gak lucu!," ucap Yuna.

"Yang bercanda siapa sih?," sahut Gerlan serius.

Yuna menghela nafasnya, "Kayaknya lo lupa sesuatu deh."

Gerlan menaikkan sebelah alisnya, "Apaan?," tanyanya.

"Lo lupa kalau gue badgirl? Gue bukan tipe lo, kan dulu lo sendiri yang bilang begitu," ucap Yuna.

"Itu kan dulu."

"Iya sih, tapi kan sama aja, apa bedanya coba."

"Dulu gue gak suka sama lo, tapi sekarang, gue suka sama lo," ucap Gerlan sembari menatap kedua mata Yuna dengan dalam.

"Kenapa sukanya sama gue? Kenapa gak sama cewek lain?."

"Jadi langsung intinya aja, lo nolak apa nerima?" tanya Gerlan.

Yuna memutar bola matanya malas, "Nolak," sahutnya.

"Serius."

"Iya serius gue nolak," sahut Yuna.

"Oke," sahut Gerlan.

Kedua bola mata Yuna membulat sempurna mendengar respon Gerlan yang sangat santai, "Cuman oke? Lo gak mau maksa-maksa gue gitu?"

"Ngapain gue maksa? Apa dengan cara itu lo nerima gue?" Gerlan menaikkan sebelah alisnya.

"Iyalah!"

"Ck! Memang ya lo itu orangnya suka dipaksa." Gerlan menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Paksa dulu, buruan!."

"Lo harus jadi pacar gue."

"Gak mau."

"Harus."

"Gak."

"Ya sudah," sahut Gerlan.

"Iya mau," sahut Yuna sembari memanyunkan bibirnya, ia benar-benar kesal.

Gerlan tersenyum kecil, ia menatap Yuna lalu berkata, "Kenapa gue bisa suka sama manusia kayak lo ya," pikirnya.

"Salah lo sendiri terpesona sama gue." Yuna mengibaskan rambutnya.

Gerlan terkekeh pelan, "Iya, salah gue."

"Emmm, Ger?."

"Ya?."

"Kita beneran pacaran, atau boongan?," tanya Yuna dengan polosnya.

"Boongan Yun boongan," sahut Gerlan malas.

"Bukannya kita udahan ya pacaran boong-boongannya? Kan cuman seminggu," jawab Yuna.

"Ini benerannnnnnnnnn," ucap Gerlan gemas

Yuna menyengir, "Hehe, gue kira pura-pura."

"Sebentar lagi udah masuk Sekolah, lo jangan datang telat," ucap Gerlan mengganti topik pembicaraan.

Yuna terdiam sejenak, namun beberapa detik kemudian ia tersenyum, "Oke gue gak bakal telat, asalkan—"

Gerlan menaikkan sebelah alisnya, "Apa?."

"Lo jemput gue, everyday."

"Kan lo udah dikasih fasilitas mobil, digunain buat berangkat ke Sekolah," sahut Gerlan.

Mendengar sahutan Gerlan membuat Yuna memanyunkan bibirnya, "Ya udah terserah."

"Nanti gue jemput."

Yuna kembali tersenyum, "Gitu dong!."

"Gak lama gue jadi supir lo, bukan pacar lo."

"Oh jadi lo gak suka?," tanya Yuna sembari menatap sinis Gerlan.

SCOPRIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang