SCOPRIRE ~ 43

2.1K 190 11
                                    

Vote ya👉👈







"Main apa ya yang seru," pikir Vendra.

"Pancasila lima dasar kuy!," sahut Daffa semangat.

Vendra menatap Daffa, "Ah bosan! Gak di rumah gak di sekolah, itu mulu mainnya," ucap Vendra.

Kini Daffa, Daffi, Vendra, Arsya, Yuna, dan Keysa sedang nongkrong di Kantin. Dan ini bukan jam istirahat, makanya Kantin tidak ramai.

"Terus main apaan dong," jawab Daffa.

"Gak usah main," ucap Daffi santai, matanya masih fokus kearah layar handphonenya.

Daffa melirik Daffi sinis, "Lo mau gue pukul?!."

"Kak Daffa," ucap seorang siswi yang datang menghampiri Daffa.

"Apa?," tanya Daffa sembari menaikkan sebelah alisnya.

Yuna dan Keysa pun menatap sinis kearah siswi itu, nekat sekali ia menghampiri Daffa.

"Kak Daffa dipanggil ke Ruang BK," ucap siswi itu sembari tersenyum ramah.

Yuna menatap kearah Daffa, "Kenapa lo Daf?," tanya Yuna penasaran.

"Kayaknya gue ketahuan gunting rambutnya Pak Bambang pas lagi tidur deh," ucap Daffa sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya elo lagian bego banget," balas Arsya.

Daffa menyengir, "Hehe, gue ke BK dulu, bye kawanku dan— bye kembaran." Daffa mengedipkan sebelah matanya kearah Daffi membuat Daffi bergidik geli.

Sedangkan Yuna, Keysa, Vendra, dan Arsya pun tertawa melihat adegan tersebut, Daffa memang sangat bangga mempunyai kembaran seperti Daffi, namun Daffi sama sekali tak bangga mempunyai kembaran seperti Daffa.

"Kembaran lo tuh Pi hahaha," ucap Arsya yang masih tertawa.

"Ogah."

"Halah!."

"Lo ngapain masih disini!," ucap Yuna dengan nada tak suka kearah siswi yang menghampiri Daffa tadi, mengapa siswi tersebut tidak pergi, padahal Daffa sudah pergi ke ruang BK.

"Aku mau minta nomornya Kak Arsya, boleh?," tanyanya.

"Oh boleh dong!," sahut Arsya semangat.

"Dia fuckboy, jangan mau lo sama dia!," celetuk Keysa.

"Jangan ngadi-ngadi deh lu!." Arsya menatap sinis Keysa.

"Sini hp lo." Siswi tadi memberikan handphonenya kepada Arsya, Arsya pun menyimpan nomornya disana lalu mengembalikan handphone tersebut kepada sang pemiliknya.

"Terima kasih kak," ucap siswi tersebut sembari tersenyum senang.

"Sama-sama Neng manis." Arsya mengdipkan sebelah matanya kearah siswi tersebut.

"Kalau gitu aku permisi ya Kak." Siswi tersebut pun pergi dari area Kantin.

"Sialan lo cha!," ucap Vendra begitu melihat siswi tadi pergi.

Arsya tertawa pelan, "Biasalah, namanya juga manusia tampan."

"Idih, pede kali lo, anjrit muka lo tuh anjrit," ucap Vendra menirukan gaya bicara seorang selebgram bernama Keanu.

Arsya merampas handphone milik Daffi, "Kalau lagi ngumpul itu, gak boleh hp-hpan!," ketusnya.

Daffi memutar bola matanya malas, "Serah."

"Ngapain disini? Ini bukan jam istirahat." Gerlan tiba-tiba datang menghampiri Yuna, ia menatap gadis itu dengan tatapan dingin.

Yuna menyengir, "Hehe, emm—gak ada guru kok," sahutnya memberi alasan.

SCOPRIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang