"Huaaaa Ayah lu keren Yun!!!" pekik Keysa saat Yuna menceritakan kejadian di kantor guru tadi.
Sontak Yuna menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya "Bisa gak sih biasa aja!" kesal Yuna.
"Oh jelas gak bisa, karena Ayah lo hebat banget uwuu jadi pengen pacaran sama Om Alan"
Kedua bola mata Yuna membulat sempurna "Apa lo bilang?!"
"Canda elah"
"Kalau ngomong gak pernah disaring emang lo tuh ya"
"Ah lo Yun, kayak gak kenal gue aja! Dari orok juga kita temenan"
Yuna menatap sinis Keysa "Temen? Ogah!"
"MANA YUNA?!" ucap seseorang yang tiba-tiba masuk kedalam kelas Yuna.
Yuna menatap orang itu yang tak lain tak bukan adalah Wina, musuhnya.
Wina menghampiri Yuna dengan raut wajah marahnya "Jangan mentang-mentang bokap lo orang kaya, lo bisa seenaknya disini!"
Oke, Yuna tak mengerti sekarang, seenaknya bagaimana? Bukankah Wina yang selalu bersikap sok berkuasa di sekolah ini?.
"Siapa yang lo bilang bersikap seenaknya hah?!"
"Lo lah, siapa lagi!"
"Yang ada lo yang begitu!"
"Wajar sih ya kalau gue bersikap sok berkuasa disekolah ini, gue kan Queen di sekolah ini"
Yuna tersenyum meremehkan "Queen? Queen b*tch sih iya"
Plakkk...
Wina menampar kuat pipi kanan Yuna namun Yuna bersikap biasa saja dan menatap Wina dengan raut wajah menantang.
"Kenapa lo gak bales? Takut sama gue hah?!"
Yuna yang tak terima direndahkan pun melangkah mendekat kearah Wina dan hendak melayangkan tangannya ke pipi Wina namun tangannya ditahan oleh seseorang.
"Udah selesai berantemnya tante-tante?"
Yuna mencoba melepaskan tangannya namun nihil, tenaga lelaki itu yang tak lain tak bukan adalah Gerlan lebih kuat darinya.
"Siapa yang lo maksud Tante hah?!" kesal Yuna.
"Kalian berdua"
"Ngapain sih lo masuk ke kelas sini?" jengkel Yuna.
"Kalian berantem jadi--"
"Udah lo bacot banget ikut campur mulu!"
Wina menatap Yuna tajam "Urusan kita belum selesai!" setelah itu Wina beranjak pergi.
"Garing hu!!! Kalah kan lo!!!"
"Heh lepasin tangan gue!"
Gerlan melepaskan tangan Yuna "Kalau lo masih banyak tingkah, gue bakal aduin lo ke--"
"Emang lo tuh ya pengaduan banget sih! Kayak cewek aja!"
"Gue ngadu itu supaya lo berubah--"
"Buktinya gue gak berubah kan?! Mau lo ngadu beribu kali pun gak bakal buat gue berubah! Yang ada, itu bikin gue makin dendam batin sama lo!"
Gerlan menatap Yuna serius "Lo dendam batin sama gue?"
"Iya kenapa?!" Yuna menatap tajam Gerlan.
Gerlan menggelengkan kepalanya pelan "Gak papa, itu hak lo, lo mau benci, mau dendam, atau gimana, itu hak lo" Gerlan mundur 2 langkah "Gue gak bakal ngadu lagi, gue gak bakal ikut campur urusan lo lagi, gue gak bakal hukum lo lagi, ini terakhir" setelah itu Gerlan pergi dari hadapan Yuna.

KAMU SEDANG MEMBACA
SCOPRIRE
Teen Fiction•𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺 02 𝘰𝘧 𝘚𝘦𝘢𝘣𝘦𝘳𝘵 𝘍𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺• [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] Cerita ini mengisahkan tentang Ayuna Audreyla Seabert yang berhasil menemukan kebahagiaannya. Namun, kebahagiaannya itu hanya bersifat sementara. Seseorang yang telah membuatnya bahagia, p...