SCOPRIRE ~ 41

2.3K 180 24
                                    

Hari ini hari minggu, dan weekend kali ini, Yuna akan berkunjung kerumah Gerlan, untuk pertama kalinya ia berkunjung kerumah lelaki tersebut.

Gerlan janji kepadanya akan menjemput jam 10 pagi. Sedangkan jam 8 Yuna sudah siap untuk pergi, ia terlalu bersemangat.

"Mau kemana Na?," tanya Selda saat melihat anak gadisnya itu duduk di sofa dan memakai baju rapi.

"Kerumah Gerlan Bun, boleh kan?," tanya Yuna.

Selda mengangguk pelan, "Boleh, tapi jangan macem-macem ya," peringat Selda.

Yuna mengangguk patuh lalu memberikan hormat kearah Bundanya, "Siap Bunda!."

"Kok Gerlan belum datang?," tanya Selda lagi, kali ini ia duduk disebelah Yuna.

"Emm janjinya jam 10 sih Bun hehe, Una kecepetan," ucap Yuna sembari menyengir.

"Mau kemana Na?," tanya Alan yang tiba-tiba datang menghampiri anak dan istrinya, ia duduk di sofa lainnya.

"Mau kerumah Gerlan Yah," sahut Yun.

Alan menaikkan sebelah alisnya, "Ngapain?."

"Jalan-jalan doang."

"Ada siapa dirumahnya dia?."

"Mana Una tau, kan Una belum disana," sahut Yuna cerdas.

Alhasil Alan kebingungan sendiri, kenapa ia bisa melontarkan pertanyaan bodoh seperti itu.

"Bener juga kamu."

"Ya iyalah!."

"Ekhm...ekhm...mau kemana tuh." Tiba-tiba si bungsu datang dan duduk disebelah Alan.

Yuna memutar bola matanya malas, "Gak usah kepo lo!."

"Dih, sensian amat sih," sahut Lia.

"Yah...Bun...Aldev mau pergi dulu ya, bentar, assalamualaikum," pamit Aldev sebelum pergi keluar dari rumah.

"Lah, kemana dia," heran Selda.

"Biasalah Bun, paling ke kuburan Kak Naura," tebak Yuna.

Selda mengangguk, "Mungkin."

"Awas loh Kak Una ntar dimarahin Mamanya Kak Gerlan," ucap Lia menakut-nakuti.

"Emangnya gue salah apa?," tanya Yuna heran.

"Kan Kak Una mageran, pemalas, hati-hati diusir." Lia semakin menakut-nakuti Yuna.

Namun, Yuna sama sekali tak takut dengan apa yang diucapkan oleh Lia, ya walaupun terkadang ia berpikir apakah orang tua Gerlan akan menerimanya, tapi ia selalu berpositif thingking akan hal itu.

"Lia...gak boleh gitu sama Kakaknya," tegur Selda.

Yuna tertawa puas, "Hahaha mampus lo mampus!," ejek Yuna, ia benar-benar bahagia jika Lia ditegur.

"Ayah belain Lia dong." Lia mencari pembelaan dari Alan.

"Kudu gimana ini Ayah?," bingung Alan.

Lia memanyunkan bibirnya, "Ah Ayah gak asik!."

"Gimana Daffi? Masih suka diem-diem?," tanya Selda kearah Yuna.

Yuna mengangguk pelan, "Ya gitu deh Bun, tapi pas pensi dia nyanyi Bun, kata temen-temen Una sih buat Una, tapi Una gak mau kegeeran."

"What what? Apa tadi kata Kak Una? Kak Daffi nyanyi? Seriusan?!," pekik Lia heboh.

Yuna mengangguk, "Iya, memangnya kenapa?."

"Kenapa gak di videoin! Kan Lia pengen liat Kak Daffi nyanyi, pasti dia ganteng ya? Pasti suaranya merdu ya? Aduh jadi pengen pacarin Kak Daffi," cerocos Lia tanpa jeda.

SCOPRIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang