SCOPRIRE ~ 06

5K 290 0
                                    

"Kamu lagi... Kamu lagi... Data BK kamu itu sudah penuh tapi kamu masih saja berbuat ulah?!"

Yuna memutar bola matanya malas mendengar ocehan-ocehan yang keluar dari mulut Pak Didot.

"Kalau kamu begini terus, pihak sekolah bisa saja mengeluarkan kamu"

Yuna hanya diam malas menjawab.

"Kenapa kamu diam? Apa kamu tidak takut dikeluarkan dari sekolah"

Yuna menatap Pak Didot malas "Apa muka saya keliatan peduli?"

"Astaga Yuna, untung kamu ini berprestasi, kalau tidak, pasti detik ini juga kamu sudah dikeluarkan dari sekolah"

"Apaan sih?!"

"Gerlan sekarang kamu suruh dia bersihkan Aula inti, kamu awasi dia jangan sampai kabur" perintah Pak Didot kepada Gerlan.

Gerlan mengangguk patuh "Baik Pak"

"Kamu jalanin hukuman kamu dulu sana" titah Pak Didot.

"Dikira Aula inti sekecil ruang kelas apa" gumam Yuna kesal. Ia berjalan mendahului Gerlan dan Gerlan mengikutinya dari belakang.

Yuna menghentakan kakinya kesal saat sampai di Aula inti dan ia melihat banyak sampah kotoran disana.

Yuna mengambil kursi plastik yang ada disana dan langsung duduk lalu ia menatap sekelilingnya tanpa berniat menjalankan hukumannya.

Gerlan menatap Yuna bingung "Ngapain lo diem?"

"Istirahat dulu bentar!" kesal Yuna.

"Lo capek? Emang lo habis ngapain? Perasaan dari tadi lo ngedumel mulu, gak ngapa-ngapain"

"Bisa gak sih lo diem? Makin capek gue dengernya!" kesal Yuna.

"Cepet laksanain hukuman lo"

"Gak ah, capek!"

"Ayuna--"

"Apa lagi sih pak ketos?!" potong Yuna malas.

Yuna menatap Gerlan tajam "Kenapa sih tadi lo gak biarin aja gue bolos?"

Gerlan menatap Yuna tak percaya "Mana mungkin gue biarin lo bolos, pakai dong otak lo!"

"Segitu perhatiannya"

"Bukan soal perhatian. Gue ketua osis disini, gue berhak menegur bahkan menghukum murid di sekolah ini yang melanggar peraturan sekolah" jelas Gerlan.

"Lo ngomong begitu seolah-olah cuman gue murid yang paling nakal, cuman gue yang melanggar peraturan, padahal banyak kok gak gue doang!"

Gerlan menghela nafasnya "Bersihin Aula ini" Gerlan mengalihkan pembicaraan.

"Kayak gak ada kerjaan lain aja, mending gue bolos atau ke kantin daripada harus bersihin--"

"Bisa gak sih lo diem?!" bentak Gerlan.

"Enggak" sahut Yuna acuh.

"Apa lo mau hukuman lo gue tambahin?"

Yuna menatap Gerlan tajam "Emang lo siapa-- eh iya lo kan ketua osis, sok banget sih lo!"

"Ayuna--"

"Gerlan" seseorang memanggil nama Gerlan membuat Gerlan menghentikan ucapannya dan menengok ke sumber suara.

"Kenapa Dy?"

Ternyata orang yang memanggil Gerlan adalah Randy.

"Lo dicari Bu Ida noh dikelas, tugas hapalan lo belum kan?"

SCOPRIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang