"Din makan dulu," bujuk Selda untuk kesekian kalinya.
Namun Dinda tetap menolaknya, ia menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau makan.
"Din lo harus makan, ntar lo sakit," ucap Cynda ikutan membujuk.
"Gue nunggu Naura pulang baru gue mau makan," sahut Dinda.
Selda dan Cynda bertatapan sejenak lalu kembali menatap kearah Dinda.
"Naura pasti pulang Din," ucap Cynda menenangkan Dinda.
"Maka dari itu gue makannya nunggu dia aja," sahut Dinda.
Selda melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam. Namun belum ada tanda-tanda Naura pulang.
"Naura bakal marah kalau tau lo belum makan." Cynda terus membujuk Dinda, dan tentunya Dinda pun terus menolak.
"Gak mau Da—"
"Din, pikirin kesehatan lo juga, lo bisa sakit kalau telat makan gini, makan dulu." Selda menyodorkan sesendok makanan.
Dinda menggeleng cepat, "Gak mau Kak."
"Dinda jangan keras kepala!," bentak Cynda.
"Gue cuman mau anak gue pulang Da!." Dinda ikutan membentak.
"Iya tapi lo makan dulu!."
"Cynda udah jangan marah-marah mulu," ujar Selda mencoba menenangkan Cynda.
"Tan, Bunda masih gak mau makan?," tanya Arsya yang tiba-tiba datang menghampiri ketiga wanita itu.
"Gak mau Cha," sahut Selda.
Arsya menghela nafasnya, "Acha udah telpon kak Naura, missed call terus," ucapnya.
"Nayla mana?."
"Udah tidur."
"Ya sudah kamu tidur juga sana," suruh Selda sembari tersenyum tipis.
Arsya mengangguk singkat, "Iya Tan." Arsya pun keluar dari kamar Dinda, ia juga menutup pintu terlebih dahulu.
"Din, makan," bujuk Selda, lagi.
Dinda menggeleng lemah, "Gak mau." Air matanya terus menetes.
"Kak, kita nginep disini aja yok, kasian Dinda," ucap Cynda.
Selda mengangguk singkat, "Oke."
🎈🎈🎈
Pagi harinya, Ketiga wanita itu sudah terbangun.
"Naura sudah pulang?," tanya Dinda kearah Selda dan Cynda.
"Gak tau Din, gue belum kebawah," sahut Cynda.
"Sama."
Dinda langsung bergegas turun dari kasur, keluar dari kamar, ia langsung menuruni anak tangga satu persatu, ia melihat kesekeliling ruang tengah yang kosong tak berpenghuni, begitupun dengan ruang tamu. Dinda pun pergi ke dapur, namun disana ia hanya melihat Bi Siti yang sedang memasak.
"Eh Nyonya, ada yang bisa saya bantu Nya?," tanya Bi Siti dengan ramah.
"Liat Naura gak?," tanya Dinda.
"Non Naura? Gak liat Nya," sahut Bi Siti.
Dinda menghela nafasnya, ia berjalan perlahan kembali menuju ke kamarnya, mengambil handphone nya dan mencoba menelpon Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCOPRIRE
Teen Fiction•𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺 02 𝘰𝘧 𝘚𝘦𝘢𝘣𝘦𝘳𝘵 𝘍𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺• [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] Cerita ini mengisahkan tentang Ayuna Audreyla Seabert yang berhasil menemukan kebahagiaannya. Namun, kebahagiaannya itu hanya bersifat sementara. Seseorang yang telah membuatnya bahagia, p...