SCOPRIRE ~ 40

2.3K 185 12
                                    

"Makan dimana? Kita dari tadi keliling-keliling doang," ucap Gerlan yang sedang fokus menyetir itu.

"Terserah."

Satu kata namun sangat membuat kepala Gerlan pusing. Kata 'Terserah' memang mampu membuat kaum adam pusing tujuh keliling, apalagi jika wanita yang mengucapkan kata tersebut.

"Ya sudah Restoran dipertigaan sana aja ya."

Terdengar suara Yuna menghela nafasnya pelan, dan itu membuat Gerlan semakin bingung.

"Gak mau disana ya? Jadi maunya dimana?."

"Terserah."

"Ya udah disana aja ya?."

Lagi-lagi Yuna menghela nafasnya pelan, "Terserah."

Gerlan menghela nafasnya, ia pun mengendarai mobilnya menuju ke sebuah Restoran dipertigaan ujung jalan. Gerlan memarkirkan mobilnya di parkiran Restoran tersebut.

"Ayok," ucap Gerlan pelan sembari menatap kearah Yuna.

Tanpa menjawab ucapan Gerlan, Yuna langsung keluar dari mobil, Gerlan pun langsung menyusul Yuna.

"Pesan gih," ucap Gerlan.

Yuna menatap buku menu tanpa minat, "Samain aja deh," ucapnya.

"Apa aja deh Mbak yang penting enak," ucap Gerlan.

Waiters tersebut tampak sedikit kebingungan saat mendengar ucapan Gerlan, "Tapi Mas—"

"Apa?." Bukan Gerlan yang menjawab, tapi Yuna.

Waiters tersebut pun langsung menunduk, "Maaf Mbak, tunggu sebentar ya, permisi," pamitnya.

"Kenapa lagi, hm?," tanya Gerlan lembut.

Yuna menggeleng pelan, "Gak papa."

"Terus kenapa kayak badmood gitu?."

Yuna tersenyum tipis, "Gak kok."

"Habis ini mau kemana?," tanya Gerlan.

"Langsung pulang, kan tadi janjinya cuman ke Restoran."

"Gak mau jalan-jalan dulu?," tawar Gerlan.

Kedua mata Yuna berbinar-binar, "Mau!," sahutnya semangat.

Yuna berpikir sejenak, dan Gerlan memperhatikan Yuna yang sedang berpikir.

"Terserah," ucap Yuna membuat Gerlan emosi, namun masih bisa ia tahan.

"Ya udah terserah gue ya? Awas lo komen macam-macam," ancam Gerlan.

Yuna memutar kedua bola matanya malas, "Nyenyenye."

Tak lama kemudian, makanan serta minuman pesanan Gerlan dan Yuna pun siap untuk dihidangkan, mereka pun menyatap hidangan tersebut. Setelah selesai makan dan membayarnya, sepsang kekasih itu pun pergi jalan-jalan tanpa ada tujuan.

"Mau kemana sih Ger?," tanya Yuna sembari menatap kearah Gerlan yang fokus menyetir.

Gerlan menaikkan kedua bahunya, "Gak tau juga," sahutnya.

Akhirnya keduanya pun saling diam-diaman, tak ada lagi yang memulai obrolan. Sampai akhirnya mobil Gerlan berhenti, tentu saja hal itu membuat Yuna bingung, ia menatap kearah luar melalui kaca mobil.

"Taman," gumam Yuna.

"Ayok." Gerlan lebih dulu keluar dari mobil, setelah itu ia membukakan pintu untuk Yuna, "Silahkan," ucapnya.

Yuna tertawa pelan, "Apaan sih lo," ucap Yuna, ia pun keluar dari mobil, menatap kearah sekelilingnya, "Kita ngapain disini?," tanya Yuna.

"Gak tau juga, ayok." Gerlan menggenggam tangan Yuna dan membawa gadis itu duduk di bangku cantik yang dihiasi bunga-bunga indah.

SCOPRIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang