~><~
"Megan, andaikan orang tua gue bener-beber berpisah gue harus apa?" Tanya Ara.
"Eh, gak boleh ngomong gitu. Kalaupun itu terjadi Tuhan udah rencanain semuanya. Dan di mana pun, kapan pun itu lu harus tetap kuat," jawab Megan yang melepaskan pelukannya.
"Tapi...,"
"Syuuuutt, dengar. Lu itu orang yang kuat, lu gak mudah di tindas orang lain. Maka dari itu, lu harus terima apa pun yang akan terjadi. Sekarang kita tidur lagi, masih tengah malam besok kita harus sekolah." Ucap Megan yang merebahkan badannya lagi.
Megan tertidur pulas, karena Ara mengidap insomnia Ia tidak bisa tidur. Ara mendekati jendela, melihat bintang dan sinar rembulan yang menyinari alam semesta. Ara duduk memandang langit, sambil mendengarkan lagu favoritenya.
"Ma, Pa, entah lah kalian akan seperti apa nanti. Ara cuman sakit hati melihat Mama lebih percaya omongan orang lain yang gak benar, dari pada kenyataan yang belum di dengar dari mulut ini." Batin gue.
Ara mengambil handphone miliknya, lalu mengabari kakaknya Valentino. Ara menceritakan kekecewaannya, setelah selesai Ara menaruh hendphone di sampingnya, lalu kembali menatap rembulan lagi. Dan memikirkan apa yang harus Ia lakukan nanti. Apa yang terbaik untuknya, Ia pun tidak tahu. Ara sudah terjebak di lubang hitam, Ara tidak tahu jalan pulang, tidak tahu harus ke mana.
"Tuhan, ara harap semua masalah ini cepat berakhir." Batin Ara.
~><~
Pagi datang, mentari mulai naik menyinari alam semesta. Ara tidak sadar kalau Ia tertidur pulas di lantai, sekitar jam dua pagi Ara baru bisa tidur. Dan sekarang Ara lupa kalau Ia berada di rumah Megan yang artinya Ara harus bangun pagi dan pergi sekolah tepat waktu.
"Araaaaaaaaa! Bangun, gila lo ya tidur di lantai, lo kedinginan kan? Ealah bangunnn udah pagi!" Ujar Megan yang teriak di telinga Ara.
Ara membuka matanya, dan melihat Megan yang sedang bertolak pinggang dihadapannya. Ia sudah rapi memakai seragam, sedangkan Ara baru bangun.
"Aaahh masih pagi Ga, 5 menit lagi!"
"Bangun atau...," ancam Megan yang sudah aba-aba mengeluarkan teriakan paling kencang yang pernah Ia lakukan. Ara yang melihat itu langsung bangun lari ke kamar mandi. Karena jika tidak bangun juga satu kompleks bisa marah akibat teriakannya.
Tak perlu waktu lama Ara sudah rapi memakai seragam, Ara dan Megan sarapan setelah itu mereka berdua berangkat sekolah menggunakan mobil kesayangan Megan.
~><~
Ara sampai di sekolah dan Ara masuk kelas. Disana hanya ada beberapa murid saja, sudah Ia bilang masih pagi tapi Megan tetap ingin berangkat karena tidak mau terlambat.
"Heh Jalang!" Ujar Caca menghampiri Ara. "Kalian semua keluar! Kecuali mereka berdua!" Sambungnya.
Teman-teman di usir keluar, kecuali Ara dan Megan. Ara hanya diam tidak bereaksi sedikit pun, karena Ia tidak ingin memulai duluan sebelum Caca yang memulai mencari masalah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella {TERBIT}
RomanceNote: Nggak semua aku revisi, gak tau mager aja😭 Arabella, sang badgirl. Siapa sangka dia anak broken home. Ya dia sering mabuk-mabukan di Bar. Semenjak keluarganya hancur, ia tidak di urus lagi. Kakaknya sudah tidak tinggal dengannya lagi. Kakakny...