35. AB (Sungai Spree)

654 45 5
                                    

***
Ara dan Christy baru saja sampai di kawasan pedagang kaki lima. Yang menjadi favorit para turis lokal maupun mancanegara. Mereka melakukan kulineran.

"Waaaah. Banyak banget, serius nih."

"Iyap. Kakak wajib nyoba. Biar kangen sama Jerman, dan ketemu Christy lagi. Hehe."

"Bisa aja."

"Bisa lah. Kalau malam tempat ini bagus, banyak lampu-lampu dan lampion yang di pasang."

"Owh. Kayaknya seru."

"Tadinya mau ajak sampai malem, eh kak David udah ngasih perintah jangan sampai larut malam."

"Sumpah ya. Kutub yang satu itu nyeselin banget."

"Serius ka?. Ka David bisa nyeselin?. Setahuku dia cuman batu es yang hidup."

"Ya. Aku sering ke bar bersama sahabatku. Kau tahu?, Dia membuat semua bar di Jakarta menolak mentah-mentah kami datang."

"Waw. Hahaha, tetapi itu  bagus ka. Wanita tidak boleh mengkonsumsi minuman beralkohol terlalu banyak."

"Tapi semalem dia malah ngajak Ara minum dong. Sampai mabuk, untung gak sampai melakukannya."

"Hahahaha. Sudahlah kak. Aku malah mau untuk cepat menikah. Aku ingin merasakan honeymoon."

"Pikiranmu!."

"Hahaha. Yasudah kita makan keburu dingin gak enak."

Ara tertawa. Lalu makan, menghabiskan waktu bersama. Tertawa, bercerita pengalaman sekolah. Bahkan hal-hal yang tidak lucu pun mereka bahas. Sungguh itu adalah kegabutan yang haqiqi.

Setelah selesai mereka berkeliling. Sesekali membeli aksesoris, dan oleh-oleh untuk temannya nanti. Ara melirik handphone miliknya. Ternyata suhu atau pelatih silatnya menghubunginya.

"Ya, suhu ada apa?."

"Setelah tahun baru, akan ada turnamen silat lagi. Kamu Suhu daftarkan ya?!."

"Baik Suhu. Tapi apa gak digunain yang anak-anak yang baru."

"Mereka masih dasar. Ini demi nama baik kamu dan sekolah  mengerti!."

"Ya, Suhu. Tapi apa saya harus sendiri lagi turnamennya?."

"Tidak. Kamu sama Lucas. Dia gabung di ekskul silat. Selama ini dia latihan private. Perkembangannya bagus. Oke."

"Lucas?. Owh baik Suhu."

"Ya. Have fun."

Telpon itu mati. Ara langsung menelpon Lucas.

"Wihh. Nape dah tumben nelpon."

"Lo kasuk silat gak bilang-bilang Bambang!!."

"Atagaa, gue kira nape. Marah gara-gara gak bilang. Gile."

"Sejak kapan wahai temen lucnut!."

"Busut dah. Telinga gue budek nih!. Sejak 1 tahun yang lalu!."

"Whut?!. Eh cas, kalo lo ada di deket gue udah gua bugem mau!."

"Hahaha. Ampun. Lo dimana?."

"Gue?. Kepo lo!."

"Si anjir. Lo di ajakin liburan ke Bali gak mau. Malah bilang nanti jalan-jalan sama papa dan mama. Emang mereka udah rujuk?."

"Lucas mah."

Ara menjawab dengan nada sedih.

"Eh, iya maaf-maaf Bosque. Sekarang dimana sama siapa?."

"Gue di Berlin. Sama sepupu."

"What the fuck!!. Gak ngajak lo bangke!!."

"Mendadak."

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang