9. AB {Di Hukum}

1K 68 8
                                    

"Anjir gue telat," gumam Ara yang melihat jam di atas dinding sudah tepat pukul 6.30 WIB.

Ia langsung lari membersihkan dirinya dengan cepat lalu memakai seragam sekolahnya. Setelah selesai Ia tampak heran melihat suaminya tidak ada di sana. Aron menyuruh Ara untuk sarapan terlebih dahulu.

"Nyonya. Anda harus sarapan. Tuan sedang pergi mendadak ke Jerman. Katanya ada urusan yang harus di urus," ujar Aron menjelaskan semuanya.

"Bodo amat gue gak perduli." Batin Ara.

"Udah telat saya," ucap Ara yang berlari ke bawah karena sudah hampir jam 07. 10. Yang tandanya 5 menit lagi Ia harus segera sampai di sekolah. Jika tidak, Ia akan dihukum karena terlambat.

Aron langsung mengambil kunci mobil. Mengantar Ara ke sekolah. Sayangnya jalan sangat macet 07.30 WIB, Ara baru sampai di depan gerbang. Gawat Ara terlambat 15 menit. Melihat sekolah sudah sepi. Karena mereka sudah belajar atau sudah masuk kelas. Karena tidak ingin Bu Rika menghukum murid yang belum masuk.

Aron pergi meninggalkan Ara. Ara lari ke salah satu warung di samping sekolah.

"Bude," panggil Ara.

"Eh, neng Ara. Kok belum masuk sih?" Tanya Bude, Ia adalah pemilik warung itu.

"Terlambat bude," ujar Aea

"Tangga di belakang," ucap Bude yang tahu maksud dari Ara.

"Bude tahu aja deh. Uuuhhh Ara sayang bude," Ara yang memeluk Bude lalu lari ke belakang mengambil tangga. Setelah itu pergi membawa tangga ke belakang sekolah. Setelah itu naik tembok yang tingginya minta ampun. Tapi mampu Ara taklukkan. Ara sudah ada di atas tembok itu lalu loncat turun ke bawah. SAKIT? tentu. Tapi Ara sudah terbiasa.

Ara berjalan mengendap-endap. Saat hampir sampai kelas. Dia ketahuan Bu Rika.

"Mau kemana kamu?" Tanya Bu Rika. Yang melihat Ara mengendap-endap.

"Diem. Gue takut ketahuan terlambat sama Bu Rika," cetus Ara yang masih fokus mengendap-endap ke depan.

Bu Rika menepuk punggung Ara itu. Lalu Ara membalikan badannya sambil bicara dengan kasar.

"Gue bilang diem.... Upsss Ibu. Hehe,"

"Mau kemana kamu?" Tanya Bu Rika.

"Ke kelas lah Bu. Tadi saya habis dari toilet," jawab Ara sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Ouh. Terus kenapa sambil mengendap-endap," skakmat dri bu Rika kepada Ara.

"Anu.... Bu. Anu...." Ucap ara Gugup.

"Megan. Sini kamu," printah Bu Rika. Beruntung Megan sedang lewat habis dari ruang guru membayar SPP.

"Iya bu?" Tanya Megan.

"Astaga si araaa telat lagi." Batin Megan.

"Bawa Tas Ara ke kelas. Kamu ikut saya," ucap Bu Rika. Semua hanya mengikuti instruksi dari guru BK itu.

Ara di bawa ke tengah lapangan menghadap tiang Bebdera.

"Hormat dan diam di sini sampai Bel Pelajaran ke 3," ujar Bu Rika. Ara dengan malas menuruti perintah guru BK itu.

Bu Rika pergi. Tak lama Lucas melihat Ara sendirian dihukum di lapangan. Lucas menghampiri Ara mengikuti apa yang ara lakukan.

"Sendirian aja neng," goda Lucas.

"Paan sih cas," balas Ara males.

"Hahaha. Muka Lo seperti udang rebus Ra," goda Lucas lagi. Membuat Ara gedeg.

"Dih. Sono lo jauh-jauh, nanti gue di kroyok sama gebetan lo anjir. Males gue apalagi si Caca Marica itu. Beuhh sok cantik. Muka kaya ondel-ondel aja bangga," cetus Ara.

"Hahahahah. Gak usah di ladenin tuh cabe," ujar Lucas sambil tertawa.

~♤~


"Ra, lo bangun. Dih, lo kenapa pingsan sih. Ah onyon lo," cibir Lucas sebal melihat Ara terbaring di ranjang UKS.

"Lo tau kan Ra. Gue paling khawatir kalau liat lo gak berdaya kek gini. Ra woy bangun," teriak Lucas yang semakin Khawatir. Meski Ara sudah di periksa sama anak PMR, tetap saja Lucas masih khawatir.

Tak lama kemudian Ara membuka matanya. Kepalanya sangat pusing, perutnya sangat sakit.

"Gue dimana?" Tanya Ara yang bangun duduk sambil memegang kepalanya.

"Lo kenapa belom sarapan heh?" Tanya lucas.

"Gue telat," jawab Ara sambil membenarkan pandangannya.

"Gak biasanya lo pingsan gara-gara gak sarapan Ra," ujar Lucas semakin khawatir menanyakan keadaan temannya.

"Kemarin seharian gue gak makan. Gue lelah banget, cuman tidur aja di kamar." Jujur Ara.

"Bego!" Bentak Lucas. Ara hanya menunduk tidak berani melihat Lucas yang kalau khawatir itu sambil marah-marah. "Ke kantin ayok. Gue traktir," ucap Lucas menarik Ara. Padahal Ia masih lemas tapi di paksa. Karena Lucas paling tidak suka sahabatnya kenapa-kenapa.

*
*
*
*

Halloo....
Semoga suka...
Jgn lupa vote,comennt,and share...
Love you all

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang