38. AB (Antara Rindu dengan Diam)

508 46 0
                                    

•×•
"Guten Morgen Liebling. (Selamat pagi sayang)."

"Guten Morgen zu lieb. (Selamat pagi juga sayang)."

Mereka baru bangun jam 08.00 AM. karena mereka pulang jam 02.00 AM. David memeluk istrinya itu. Dan mencium pundaknya Ara.

"Hari ini jadi beli oleh-oleh kan?."

"Iya. Kita beli yang banyak. Kalau perlu bawa negaranya juga."

"Emang bisa?."

"Apa sih yang gak bisa buat kamu?."

"Coba buktiin."

"Jangan deh. Nanti kasihan keturunan Eropa pada hitam."

"Bukannya mereka malah mau ya?."

"Ya, kalau hitamnya seperti orang papua ya kasihan anaknya nanti."

"Dasar. Yaudah aku mandi duluan ya."

"Ya. Aku mau lanjut tidur. Udah selesai bangunin aku oke?."

"Oke. Tapi lepasin pelukannya."

"Owh iya lupa." David melepaskan pelukannya. Membiarkan Ara beranjak pergi dari kasur. David kembali tidur.

Sekitar 20 menit berlalu. Ara sudah selesai mandi. Ara melihat suaminya yang masih terlelap tidur nyenyak.

"Heh kutub Utara. Dengerin ya, kalau bersikap romantis jangan berlebihan. Diabetes gue gara-gara kemanisan."

Ara menasehati orang tidur. "Dan ya. Kalau gue ngambek itu bujuk. Bukannya malah makin menjadi-jadi. Darting gue."

"Hoaaaammsss." David bangun. Ara langsung gelagapan. Layaknya maling yang ketahuan nyuri.

"Hmn. Mulai berani menjelekkan suami sendiri." David bangun, lalu duduk. Rambutnya sangat acak-acakan.

"Prffftt."

"Kenapa ketawa?."

"Mandi sana. Bau." Ara langsung pergi keluar.

"Ada yang salah denganku?." David menatap dirinya ke cermin.

"Hanya rambut yang berantakan. Tapi cukup tampan." Kekeh David sambil tersenyum melihat dirinya sendiri.

***
"Kok kamu yang masak." David melingkarkan tangannya di pinggang Ara. Memeluknya dari belakang.

Ara yang sedang masak nasi goreng tetap fokus ke masakannya.

"Para maid kemana?."

"Melakukan tugasnya yang lain."

"Chef kemana?."

"Dia?, Anaknya sakit. Dia tadi panik, yaudah aku suruh pulang. Nanti dia balik lagi, gpp kan?."

"Harusnya dia izin sama aku."

"Hm. Aku tahu, tapi seorang ayah selalu dibutuhkan anaknya apalagi saat anaknya lagi sakit. Tidak ada yang lebih penting dari anak dan keluarga."

"Iya. Nanti kalau kita punya anak, aku bakalan usahain selalu ada buat kalian."

"Janji?."

"Iya aku janji." David melepaskan pelukannya lalu duduk di meja makan.

Ara menyajikan sarapan pagi. Nasi goreng dengan segelas susu. Ara duduk, mereka tersenyum berdoa lalu makan.

"Bisa masak juga istriku."

"Iya lah. Udah berpengalaman."

"Jadi?, Selama ini kamu udah pernah menikah?."

"Ukhuk, uhkuk."

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang