29. AB {Menghalangi}

617 51 10
                                    

***
      "Udah semua kan? Yok berangkat." -Ara

       "Gua yang bawa." -Alvin

       "Jangaaaannn!!" Megan, Ara, dan Ricky serentak mengucapkan kalimat yang sama.

       "Gue aja. Kalau lo semua pada mabok, dan jantungan." -Lucas

      "Elah. Gua kan kalau bawa mobil kecepatan di atas rata-rata always. Masa lo semua jantungan?" -Alvin

      "Eh. Beneran, lo kalo bawa mobil kaya lagi balapan. Tikungan sampe ngepot-ngepot tuh ban mobil. Sampe ngebul, dan dikejar-kejar patroli. Gak gak pokoknya enggak!!"

        Ricky bicara sambil melambaikan tangannya seperti tidak setuju. Begitupun dengan yang lainnya. Mengangguk kan kepalanya.

      "Ish. Elah, gua jarang balapan liar guys." -Alvin

      "Payah lo. Balapan dikejar-kejar patroli gua yang repot." -Lucas

     "Lo kan besti gua cas." -Alvin

     "Ya in." -Lucas

     "Kapan berangkat?" -Ara

      "Tau ribut mulu. Kapan sampainya berangkat aja belum." -Megan

     Ara mengambil kunci di tangan Lucas. Semua bengong, Ara langsung masuk ke dalam mobil. Lalu membuka kaca mobil.

     "Lo semua mau ikut atau enggak?!"

     Semua langsung masuk mobil, Ara mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Karena masih banyak mobil, jika sepi ya kalian tahu. Dia akan ngebut, sekencang-kencangnya. Tak lama mereka sampai, semua sudah mabok sebelum waktunya.

       "Mampos, lo lebih parah dari gua ra!" -Alvin

       "Sekali-kali." -Ara

      "Kalau sama gua lo berkali-kali ra!" -Megan

      "Terserah. Lo mau ikut masuk apa diem ngebacot di dalem mobil?"

      Mereka semua menghela nafas baru keluar dari mobilnya. Saat mereka berjalan menuju tempat itu, di lorong itu, mereka termenung melihat ke pintu masuk. Ada 2 orang sedang berjaga di depan. Mereka tetap berjalan menuju depan pintu masuk. Saat sampai mereka di berhentikan.

       "Berhenti." -Penjaga

       "Kenapa?" -Ara

       "Tempat ini sudah di sewa oleh tuan kami. Silahkan kalian pergi." -Penjaga

       "Eh om. Tuan om siapa? Berani-beraninya sewa tempat umum. Kan bisa sewa yang khusus pelanggan VIP. Gimana seh." -Ara

       "Kalian itu masih kecil. Lebih baik kalian pergi pulang, belajar sana." -Penjaga

Bugggkkk

      Lucas menahan Ara. "Udah ra. Kita cabut aja. Lagian liat di pintu, ada bacaan dilarang masuk."

       "Yaudah cabut."

     Om itu memegang sudut bibirnya, ia melihat darah di tangannya. Pukulan Ara itu cukup kuat. Ia memukul tanpa aba-aba. Membuat salah satu om itu bonyok bagian sudut bibirnya. Mereka semua cabut, pergi ke club lain. Dan ya semuanya sama, di tutup. Entah apa alasannya, tidak jelas. Intinya mereka tidak boleh masuk.

     "Astagaa. Kenapa sih? Ini udah bar yang ke 20, capek gua. Maunya apaan sih? Gak beres, ada yang menghindari kita minum." -Lucas

    "Eh emang ini punya nenek moyangnya apa? Segala dipakai buat pribadi mulu." -Ara

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang