46. AB (Semua prihal waktu)

478 42 0
                                    

-Senang bisa bertemu denganmu lagi. Aku cuman mau bilang makasih. Karena mu aku bisa belajar ikhlas dan bisa bahagia. Semoga dirimu bisa bahagia dengan pilihanmu yang baru!.-
-Arabella-

***
Ara tengah menangis di tengah lapangan. Ia tidak ditemani oleh keempat temannya. Karena guru melarang mereka.

"Hiks, hiks, hiks." Ara menangis terisak-isak.

Byuuurrrr

Ara hanya terisak-isak dalam tangisnya. Ara di siram okeh beberapa orang yang sedang pergi atau balik dari toilet yang sengaja hanya ingin menyiramnya.

"Hei!!. Apa yang kalian lakukan!!." Bentak Raiyen. Semua murid langsung lari. Raiyen  menghampiri Ara. Ia membuka jasnya dan menyelimuti tubuh Ara.

"Nyonya anda baik-baik saja?." Tanya Raiyen.

Ara hanya diam. Raiyen membawanya ke UKS. Raiyen membelikan baju untuk Ara mengganti pakaiannya.

"Hiks, hiks, hiks." Ara terus menangis.

"Pakai. Jangan sampai sakit, biar mereka saya hukum." Ujar Raiyen.

Tapi Ara menggelengkan kepalanya. Raiyen menghela nafasnya. "Baiklah, saya tidak akan menghukumnya. Saya keluar silakan ganti baju." Ujar Raiyen yang langsung keluar.

Ara mengganti pakaiannya. Setelah selesai Ara keluar dan memberikan jas Raiyen. "Maaf pak." Ujar Ara yang langsung pergi.

"Mr. Akan marah jika mengetahui ini." Ujar Raiyen.

Ara berjalan karena waktu hukumannya sudah selesai. Entahlah, ia di tuduh mencuri barang orang lain. Sehingga dia di lemparkan kertas dan di siram air.

Ara masuk ke kelas. "Bu, s-saya boleh masuk?." Tanya Ara.

Guru itu hanya melirik dengan tatapan malas. "Huhhhhhh, udah bunuh orang nyuri handphone pula. Dasar anak pungut!, Gak punya orang tua!." Ujar salah satu laki-laki disana.

"Huuuuuuuuuuu." Semua berteriak kecuali Megan.

Ara berjalan menuju Megan. Namun ia terselengkat kaki temannya yang sengaja membuat dia jatuh. "Ahahahahhahahahhaha." Semua lagi-lagi tertawa.

"Sudah!." Ujar guru itu.

"Ra, ayo bangun." Ujar Megan yang membantu Ara bangun.

Ara mengepalkan tangannya, mata dan mukanya memerah. Ia ingin sekali menghajar mereka saat ini juga, tapi ia tidak berdaya.

Ara dan Megan duduk. Megan langsung memeluk Ara. "Maafin gua gak bisa bantu apa-apa." Ujar Megan.

Ara hanya diam. Tak lama bel istirahat berbunyi. Semua pelajaran selesai. Mereka membawa kertas dan langsung melemparkannya ke arah Ara.

Byuuurrrr

"Ups. Maaf, sengaja." Ujar cewek itu.

"Bego!. Lo gak punya otak, ngelakuin hal itu ke sahabat gua!. Nyari mati lo?." Bentak Megan.

"Megan, Megan. Lo jangan bodoh, lo munafik Megan. Dia itu pembunuh!, Psychophat udah nyuri handphone gue, dan ya lihat orang tuannya juga gak perduli." Ujar cewek itu.

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang