27. AB {mask party (2)}

636 45 6
                                    

"Coba aja keluar sendiri."

Mimpi apa gue semalem ya Tuhan. Batin Ara.

"Bagaimana?. Kita lanjut ke game kedua?"

Yeees!

   Ara pergi, ia pergi ke luar. Saat sampai di pintu depan, pintu sudah di tutup. Bahkan di kunci.

    "Oh God. Please open the door!"

     "Misi nyonya? Ada yang bisa saya bantu?" Salah satu penjaga menghampiri Ara.

     "Open the door!"

    "Maaf Nyonya tidak bisa. Tamu boleh keluar saat acara selesai."

    "Aggrrhhhh."

     Ara pergi ke kamar mandi. Benar-benar hanya itu pintu satu-satunya jalan keluar. Ara menatap dirinya di cermin. Ia sangat cantik memakai gaun putih selutut. High heels warna hitam, jam tangan putih, dan dompet warna hitam. Ia memakai topeng warna putih, dan make up seadanya dan rambut di sanggul tak lupa di beri hiasan dikepala.

    "Mimpi apa gue semalem?" Ara mengambil handphone miliknya.

      Ia mencari kontak bernama Megan. Lalu menelponnya.

      "Angkat donggg."

      Ara mondar-mandir sambil menunggu Jawaban telpon Megan. Ara berdecak kesal, karena Megan tidak kunjung menjawab. Ara mematikan telpon itu. Menyebalkan itulah yang Ara rasakan sekarang.

Di sisi lain, David sedang mencari sesuatu yang hilang. Ia tidak menyadari kemana Ara pergi. David pergi ke pintu depan.

"Permisi. Apa anda melihat wanita bergaun putih selutut, dan memakai topeng berwarna putih?."

"Ah iya. Wanita itu ingin keluar, tetapi tidak bisa. Saya lihat sepertinya dia pergi ke toilet."

"Oh okay. Thanks."

David pergi ke toilet, ia memakai kemeja putih, jas hitam, sepatu hitam, dan dasi kupu-kupu sebagai penghias. Ia juga memakai jam tangan warna hitam, dan topeng berwarna hitam. Dia begitu terlihat maskulin, dan parfum juga bau badannya sangat disukai dan di gemari wanita. David mencari ara di toilet, sayangnya Ara tidak ada di toilet lagi.

    David melihat Ara tengah berdecak kesal tak jauh dari tempatnya. Ia langsung menghampiri.

     "Childish."

"What?! Up to you!"

     Ara mengambil tasnya, lalu pergi. David berdecak kesal.

"Sorry we were having a problem, we went home early. Thank you for everything."

"Okay. Watch Out."

David mengangguk lalu pergi, ia melihat Ara keluar dari pintu itu. Seketika David langsung ikut mengejarnya. Tetapi Ara sudah lebih awal masuk mobil taksi. David langsung menelpon Aron, dan tak lama kemudian Aron datang dengan mobil itu. David masuk, lalu mengejar mobil taksi itu.

Di sisi Ara, ia sedang benar-benar kesal. Ia membuka topeng nya, lalu mengambil handphone miliknya.

"Kita mau kemana nona?."

"Hotel."

"Hotel mana?."

"Hotel mana aja."

"Baik nona."

Lalu menelpon Megan. Tetapi tetap saja tidak di balas. Ara melihat David menelponnya. Tetapi ia langsung mematikan telpon miliknya.

David kehilangan jejak, karena ia mendapatkan lampu merah, dan taksi yang di tumpangi Ara sudah jauh.

"Pak, pak. Ke rumah saya aja."

"Dimana?."

"Di sana pak nanti ada pertigaan belok kanan. Gak jauh dari situ rumah saya."

"Baik nona."

    Merekapun pergi kesana, setelah sampai Ara membayar taksi itu. Lalu masuk kedalam rumah. Mengunci pintu gerbang. Dan mengunci pintu rumah. Ara memperingati semua maid tidak boleh mengizinkan siapapun masuk. Semua kunci Ara yang memegang.

**
*
*

Halooo

Bagaimana?

Suka?

Jangan lupa

Vote,

Comennt,

Dan share..

Juga follow!!

Hargai author ya, kerja keras butuh hasil.

Love you all

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang