22. AB {Ancaman}

770 53 0
                                    

***

   "Gak ka. Gimanapun keluarga kita gak boleh ikutin apa mau dia,"

    "Kita punya utang sama keluarga dia,"

    "Keluarga Christopher gak boleh hancur," David mematikan telphone nya. Ia benar-benar pusing saat ini.

    "Mr. Kita harus meeting sekarang," Raiyen datang menghampiri David.

    "Ya." David berjalan menuju ruang meeting. David tidak fokus dengan meeting kali ini.

    "Bagaimana? Tadi,"

    "Mr,"

    "Maaf saya tidak fokus,"

    "Baiklah kita menunggu perkembangan selama satu minggu ini. Nanti kita meeting bagaimana keputusan akhirnya," Raiyen menutup meeting itu. Semua staf keluar dari sana.

     "Mr. Anda baik-baik saja?"

    "Saya pusing,"

      David menutup mukanya dengan tangannya. Dia benar-benar sangat pusing kali ini. Perusahaan mengalami penurunan omset, dan keluarga Christopher sedang dalam ancaman.

    "Kita harus ke London,"

    "Tapi nyonya?"

     "Akh. Benar. Saya harus ke rumahnya sekarang." Mereka berdua pergi dari ruang meeting itu. Raiyen tahu, yang dibutuhkan David kali ini adalah Ara.

    Ara harus tahu masalahnya, agar Ara bisa membantunya. Menemukan titik terang dari masalahnya.

~♤~

Tinong-tinong

    Maid membuka pintu itu. Ia langsung memberi hormat kepada David. David masuk ke dalam rumah itu.

    "Dimana nyonya?"

    "Di kamar tuan," David langsung naik ke lantai dua. Menuju kamar Ara. Raiyen duduk di ruang tamu.

Tok tok tok

    Ara yang sangat malas bangun, membuka kamarnya. Matanya melotot saat liat David langsung masuk kamar itu. Ara yang mematung itu membuat David sedikit kesal. David menutup pintu itu, lalu menguncinya.

    "Hei. Lo seenak jidat masuk kamar gue. Ngapain lo kesini kutub Utara?"

    "Saya butuh Anda," David yang masih memakai pakaian lengkap kantor duduk di sofa kamar Ara.

    "Gue gak mau tahu. Pokoknya lo harus keluar dari kamar gue,"

     "Saya mohon. Bantu saya,"

    "Bantu apaan. Gue cuman gadis keras kepala. Yang gak ngerti apa-apa,"

    Ara duduk di samping David. Dengan jarak 1 meter. Ara diam menunggu David buka bicara.

    "Boleh saya memelukmu?"

Greeeb

     Ara baru saja mau menjawab. Tetapi David sudah lebih dulu memeluknya. Ara masih bengong melihatnya. Lelaki ini sedang lemah pada saat ini. Ara melihat pada bagian matanya. Masalah yang menumpuk, lelah, sedih, bingung, dan amarah menyelimuti diri David.

     "Saya minta maaf. Saya khawatir dengan cara yang salah. Saya benar-benar minta maaf. Keluarga Christopher dalam bahaya," Ara perlahan membalas pelukan David.

    "Gue maafin lo," Ara mengelus pundak David. Mereka melepaskan pelukannya.

     "Keluarga Christopher, sedang di ancam. Dulu perusahaan kami mengalami kebangkrutan. Kami terpaksa memberhentikan perusahaan. Ternyata perusahaan itu memiliki hutang, sekita 2000 dollar. Mereka meminta kami membayar rugi dengan cara keluarga Christopher tunduk padanya. Jika tidak seperti itu, saya harus menikahinya."

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang