37. AB (Malam tahun baru)

539 46 5
                                    

•×•
"Setelah kau lulus, kau harus memberikan kami cucu."

"Dad!. Harusnya kau meminta hal itu kepada Syam!."

"What. Kami baru saja menikah kemarin. Kau inih."

"Hei. Anda lahir lebih dulu dari pada saya."

"Baiklah. Dad minta kalian berdua segera memberikan Dad cucu!."

"Come on Dad. Apa tidak ada topik lain?."

"Tenang saja Dad. Syam akan membuatkan cucu untuk Dad."

"Dad tunggu kabar baiknya."

"Terserah kalian." David pergi dari sana.

"Dasar. Padahal pembicaraan seperti ini sungguh menyenangkan."

"Dad tahu. Putra Dad yang satu itu paling tidak suka membicarakan hal tidak penting."

"Padahal hal ini juga penting."

"Ah sudahlah."

Mommy, Agatha, dan Ara sedang meminum teh di taman belakang. Sambil bercerita kecil.

"Aku tidak pernah memiliki hubungan."

"What?!, So what?."

"Dulu sampai beberapa waktu lalu. Aku hanya melihat seorang pria hanya menyakiti wanita." Ara tersenyum hambar.

"Mom mengerti. Sudah kita bahas yang lain saja."

"Umnn. Aku tidak tahu kenapa. Kamu sangat beruntung mendapatkan pria idaman seperti David. Ya, walau dia sering dijuluki kutub Utara atau kutub berjalan." Agatha tahu, David adalah orang yang cocok untuk Ara.

"Ja. (Iya)."

"Danke. (Terima kasih)."

"Hei gadis keras kepala. Kita pulang sekarang."

"Tidak sopan." Bentak Mommy.

"Kamu tidak boleh seperti itu David. Tidak adakah panggilan romantis yang lain?."

"Nicht. (Tidak)."

"Was stimmt nicht mit dir. Ich unterrichte niemals Dinge, die ohne Manieren sind. Peinlich. (Apa yang salah denganmu. Saya tidak pernah mengajarkan hal-hal yang tanpa sopan santun. Memalukan)."

"Pass auf dein Kind und deinen Ehemann auf, mom. (Jaga anak Anda dan suami Anda, mom)."

"Hey David. Warum bist du so empfindlich?. (Hei david. Kenapa kamu begitu sensitif?)." Syam datang dengan Daddynya.

"Ayolah. Apa kau tidak ingin cepat memiliki keturunan!."

"Es hat keinen Sinn, mit euch zu reden. Lass uns nach Hause gehen. (Tidak ada gunanya berbicara dengan kalian. Mari kita pulang)." David berjalan pergi.

Semua hanya menggelengkan kepalanya, sambil menarik napas panjang. "Tut mir leid. Ich gehe zuerst nach Hause. (Maafkan Aku. Aku pulang dulu)." Semua mengangguk mengerti. Lalu Ara pergi mengejar David.

David yang melangkah cepat itu membuat Ara kesal. "Kutub Utara. Tunggu kenapa. Capek jalan cepat."

"Jangan jalan seperti siput." David masuk kedalam mobil. Diikuti oleh Ara.

"Sebenernya yang ngambek itu lo atau gue sih?."

"Bukan urusan saya."

"Oke. Gue yang salah. Gue minta maaf. Gue udah gak minta nonton konser secara langsung."

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang