40. AB (Dia isteri saya)

641 39 0
                                    

Takdir terlalu kejam. Aku mencintai seseorang yang sudah memiliki hubungan dengan orang lain. Apa perasaan ku harus di buang begitu saja?. Kurasa tidak. Aku akan memperjuangkannya sampai titik darah penghabisan.

×Lucas Matatula×

***
#Ara pov

Semester dua baru di mulai. Sungguh, semester dua bukan untuk main-main lagi. Sudah saatnya fokus pada pelajaran, untuk mendapatkan nilai dengan hasil yang memuaskan.

Gue tahu, kutub Utara harus memiliki pasangan yang cerdas. Agar pas menjadi pendampingnya. Kalian tahu, ternyata mencintai dan menyayangi seseorang tidak seburuk yang kubayangkan.

Buktinya gue bahagia. Gue bahagia memiliki suami yang dinginnya seperti kutub Utara. Dengan gue dia berusaha untuk menjadi hangat. Tetapi dengan orang lain dia layaknya kutub Utara yang nyasar ke Indonesia.

Kalian tahu bukan Indonesia apalagi Jakarta, panasnya minta liburan. Gue sengaja pergi sekolah lebih cepat dari David. Karena kalau ke sekolah bareng akan menjadi trending topik di sekolah.

"Megan!!." Panggil gue.

"Araaaaa!!." Panggil Megan.

Gue dan Megan saling berlarian. Dan memeluk erat karena kangen. Sudah hampir 1 bulan kami tidak bertemu. Gue dan Megan pergi ke kelas.

"Lo tahu, kenzo sweet banget." Curhat Megan.

"Sweet gimana?." Tanya Gue.

"Pas tepat jam 12 malam. Kan kita lagi di balkon restoran. Nah dia tekuk kakinya. Kasih gua bunga, dan cincin sambil bilang "Will you marry me." Terbang dong gua. Gua ngangguk mau. Dia masukkin cincin di jari tengah gua. Terus kasih gua bunga. Kembang api langsung jedar jender. Terus ada bacaan yang di lukis di langit. *Love you Megan Fisigoths.* Dan.... Bummmmmm." Curhat Megan dengan bahagia.

Gue udah ngira bumnya itu mereka cipika-cipiki. "Untung masih pagi Meg. Belum ada orang." Ujar Gue.

"Gimana lo sama pak kutub?." Tanya Megan.

"Ya gitu. Gue baikan sama dia. Gue hampir hampir ngelakuin hal itu. Untung aja enggak. Kiss sering kita lakukan.  Di pinggir sungai, di kamar, di mobil, di restoran.." Gue memberhentikan pembicaraan. Karena mulut gue di bekap.

"Ara. Lo polos ya soal gituan. Lo sampe detail ceritain tempatnya." Megan menggelengkan kepalanya kaget.

"Hahaha. Abisnya lo bahas bum, bum'an." Celetuk gue.

"Ra anak-anak pada kenapa ya?." Tanya Megan.

"Anak-anak siapa?." Tanya gue.

"Itu si Lucas, Alvin, dan Ricky. Mereka kenapa ya?, Soalnya mereka sekarang nanya-nanya rahasia elo." Curhat Megan.

"Ini semua berawal dari gue. Kalau gue gak punya hubungan mungkin gak bakalan kaya gini." Keluh gue.

"Ra. Ini bukan salah lo. Ini udah takdirnya. Kita cuman bisa jalani semuanya sampai Tuhan berkata *Pulang tugasmu sudah selesai.*  Paham." Tegas Megan.

"Iya. Gue gak tau harus apa. Gue bingung."

"Udah lah Ra. Jangan pikirin hal ini. Nanti juga bakalan ada jalan keluarnya."

"Oke."

#author pov

Pelajaran pertama di mulai. Mereka belajar seperti biasa. Hanya saja, sekarang lebih membahas liburan. Semisal membuat cerita tentang liburannya. Atau sejarah apa yang ada di tempat mereka liburan.

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang