28. AB {Menghindar}

666 46 8
                                    

***

     "Ra, maaf semalem hp gua mati."

     "Hm."

     "Ra, lo kenapa sih?"

      "Gak kenapa-kenapa."

     "Arabella Jamesta?!"

      "Hm?"

      "Oke fine nyerah gua." Tak lama datanglah Lucas CS. Yang membawa cemilan ke kelas Ara.

       "Ngapain lo?!" -Megan

       "Eh buset, ngegas lo." -Alvin

       "Eh vin, udah tau dia ngegas nanya lagi." -Ricky

        "Iya juga ya ky. Hahahaa."

        "Kenapa meg?" Lucas bertanya tentang Ara, yang terlihat tidak mood.

       "Gak tau. Dari tadi cuekin gua mulu." -Megan

       "Dih." -Lucas

      "Udahlah. Lebih baik ngemil ya ky ya?" -Alvin

      "Yo'i bro."

     Alvin dan Ricky memakan cemilan yang ada di dalam plastik itu. Ara melihat ke arah pintu kelasnya. Dan ya David datang masuk.

     "Gue ke toilet sebentar." Ara beranjak pergi dari sana. Ia bahkan mengabaikan David.

     "Eh bapak. Ada apa ya pak?"

     "Tidak. Saya hanya berkeliling."

      "Owh. Ngemil pak."

      "Ya."

    David pergi keluar, mengejar Ara. Ara berlari menjauh dari David. Ia berlari ke arah belakang gedung yang sepi.

   "Gue mau pergi dari dia. Gue gak mau dia ganggu gue." Batin Ara.

     "Ara."

      Suara serak dan berat itu sangat familiar di telinga Ara. Ara hanya diam, lalu memejamkan matanya. Menarik nafas lalu membalikkan badannya.

      "Anda menghindari saya?"

      "Gue mau keluar dari apartemen lo. Gue mau lo bawa semua maid di rumah gue. Gue mau lo gak usah ganggu gue. Gue mau lo ngehindari gue. Gue mau semua itu!"

       "Tapi..."

    "Gue gak mau tahu! Gue belum siap nerima ini. Gue mau sendiri aja. Cukup, gue bisa jaga diri. Gue mohon lo ngerti."

     "Dengarkan saya-"

      "Gue gak butuh penjelasan dari lo. Gue gak perduli sama lo. Lo harus terima keputusan gue. Tolong ngerti gue. Setidaknya sampai gue bisa nerima lo sepenuhnya."

      "Saya tahu anda marah tapi gak gini caranya."

       "Gue bakalan keluar dari apartemen lo sepulang sekolah. Dan ini kartu kredit milik lo, permisi."

    Ara mengembangkan kartu kredit milik David. Lalu pergi, David cukup sesak dengan keputusan Ara yang mau menghindar darinya. Perlahan punggung Ara mulai menghilang, David hanya diam mematung di sana.

       "Rasanya sakit. Saat aku mulai mencintaimu, perlahan kau menghindar."

    Rasa sesak di dada membuat David sulit menerimanya. David pergi ke kantornya. Ia terlihat kacau. Raiyen menghampirinya.

      "Are you okay?."

      "Hm."

David menaruh telapak tangannya di wajahnya. Ia sedang berfikir keras hal apa yang harus dilakukannya.

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang