31. AB {I Love you}

792 55 22
                                    

***
    Ara bangun dari tidurnya. Ia memegang kepalanya yang sakit, ia lupa apa yang sudah terjadi semalam. Ia menatap ke sekeliling ruangan itu. Ia berada di kamar yang besar, nyaman dan indah.

    "Akkh. Gue dimana?"

      "Dimana ini? Bukannya gue lagi sama Bima di restoran semalam?"

     Ara beranjak dari tempat tidurnya. Ia berjalan menuju balkon kamar. Ia melihat betapa indahnya kota yang sedang ia tatap. Entah ini dimana, ia sudah lupa. Ia masuk ke dalam kamarnya lagi. Ia sedang mondar-mandir mencari handphone miliknya. Tiba-tiba datanglah segerombolan orang memakai pakaian khusus seperti pelayan.

     "Guten Morgen gnädige Frau. (Selamat pagi nyonya)."

      Ara menyelinguk ke sumber suara. Ia kaget melihat beberapa orang itu.

   "Morgen? Berarti gue di Jerman? What seriously?" Batin Ara.

     "Wir bringen Handtücher und Kleidung zum Duschen. Und etwas Make-up und Schmuck, den Sie tragen müssen. (Kami membawa handuk dan pakaian untuk mandi. Dan beberapa riasan dan perhiasan yang harus Anda kenakan)."

   "Wer hat es euch gesagt? (Siapa yang memberitahumu)."

     "Herr David. (Tuan David)."

    Ara mengerti bahasa Jerman, karena disekolah itu adalah salah satu club yang ia ikuti. Beruntung ia bisa fasih karena sudah hampir 3 tahun belajar.

     "Okay, gib es, ich werde bald duschen. (Oke, berikan, aku akan segera mandi)."

     "Was müssen wir dienen? (Apa yang harus kita layani?)"

     "Nicht. Ich kann alleine duschen. (Tidak. Saya bisa mandi sendiri)."

     "OK."

     Ara mengambil handuk dan pakaian yang harus ia kenakan. Setelah itu ia pergi mandi, setelah 15 menit berlalu, Ara keluar. Dan Maid itu masih berdiri di sana dengan rapi.

     "Wieso bist du immer noch da? (Kenapa kamu masih di sana )."

     "Wir haben die Aufgabe noch nicht erledigt. Wir müssen dein Make-up machen. (Kami belum melakukan pekerjaan itu. Kami harus merias wajah Anda)."

     "Dann tu es. (Maka lakukanlah)."

     Ara duduk di tempat rias, mereka melakukan pekerjaannya. Merias wajah Ara, setelah selesai Ara menatap dirinya di depan cermin. Ia tidak menyangka bahwa dirinya sangat cantik, memakai dress selutut berwarna merah, dan makeup yang tidak terlalu berlebih-lebihan. Ia membuka kalungnya, lalu memakai cincin pernikahannya. Rambut yang terurai panjang, itu sangat indah.

      Ara keluar dari kamar itu. David yang sudah memakai jas berwarna biru telur asin, itu sedikit tersenyum. Ara hanya diam menunduk tidak berani menatap. Ara diam berdiri di sana dengan menundukkan kepalanya.

     "Du darfst gehen. (Anda bisa pergi)."

    Semua Maid memberi hormat lalu pergi.

    "Duduklah. Sarapan denganku."

     Ara tidak menjawab, tetapi ia menjalankan apa yang di perintahkan David. David merhatikan Ara. Ara hanya menunduk, dan menunduk. Ia benar-benar malu saat ini.

     "Apa saya menyuruh anda untuk merunduk?"

     Ara tetap diam.

     "Oke. Saya memaafkan anda yang kencan dengan laki-laki lain sampai masuk kamar."

"What?"

***
      Saat Bima mau membuka kancing baju Ara, David mendobrak pintu. Menimbulkan suara yang keras, membuat Bima melirik ke sumber suara.

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang