50. AB (Hukuman buat lo!)

753 39 1
                                    

Ara sudah pergi jauh dari mansion. Akhirnya ia berhenti di taman. Ia duduk di bangku taman dan menangis sambil menutup mukanya menggunakan kedua tangannya.

"Hmn. Aku bertemu bidadari yang jatuh keskitan." Ujar seorang laki-laki yang langsung duduk di samping Ara.

"Aku ingat, bidadari ini dulunya adalah seorang yang sangat pintar menyembunyikan kesedihannya." Ujarnya.

Ara masih menangis ia tidak memperhatikan orang yang di sampingnya. "Dia sangat ngefans sama artis yang bernama Ariana Grande. Owh iya, diam-diam dia pernah meminjam uang kepadaku untuk membeli album terbaru." Ujarnya lagi.

Ara sadar. Ia ingat semua itu. Ia langsung mengangkat kepalanya. Dan melihat seseorang yang ada disampingnya. Ara langsung memeluknya.

"It's okay." Ujarnya.

"Lucas. Hiks, hiks." Lucas?, Ya dia Lucas. Seseorang yang selalu ada di manapun Ara berada.

Lucas mengelus-elus rambut Ara. Ara menangis di pelukannya. Ia tidak perduli kemeja putihnya akan basah. Ia hanya perduli akan ketenangan dan kenyamanan bagi Ara.

"Biarkan aku jadi sesuatu yang berarti untukmu
Tapi tidak sesaat
Biarkan aku jadi sesuatu yang berarti untukmu
Tapi tidak sesaat
Biarkan aku jadi tempat untuk bersandar
Di saat kau terpuruk rapuh
Jangan sampai kau lemah
Ku yakin kau pasti bisa bangkit
Jangan anggap kau sendiri hadapi
Ada aku di sini
Walau dia kini telah lama di hidupmu
Namun sampai kini tak bahagiakan kamu
Lupakan semuanya tinggalkan saja percuma
Bukalah matamu selebar dunia ini
Dan rasakan banyak orang yang peduli
Jangan ingat lagi jangan kau sesali ada aku di sini
Jangan sampai kau lemah
Ku yakin kau pasti bisa bangkit
Jangan anggap kau sendiri hadapi
Ada aku di sini
Walau dia kini telah lama di hidupmu
Namun sampai kini tak bahagiakan kamu
Lupakan semuanya tinggalkan saja percuma
Bukalah matamu selebar dunia ini
Dan rasakan banyak orang yang peduli
Jangan ingat lagi jangan kau sesali ada aku di sini
Jangan ingat lagi jangan kau sesali ada aku di sini
Jangan ingat lagi jangan kau sesali ada aku di sini." Lucas menyanyikan lagu Ada aku di sini-Dhyo Haw. Ara sadar. Yang Lucas nyanyikan itu sama saja seperti nasihat dan semangatnya untuk bangkit. Tidak ada gunanya menangis, apalagi sampai lemah. Lucas selalu ada di sampingnya walau  itu dari kejauhan.

Ara melepaskan pelukannya. Ia menghapus air matanya. "Hei. Aku masih rindu padamu. Cepat sekali kau melepaskan pelukannya." Kesal Lucas.

"Chahaha." Ara tertawa lepas.

"Gitu dong. Ketawa. Masa Ara lemah." Lucas mengacak-acak rambut Ara. Ara hanya tersenyum."Jangan lemah, dan jangan juga pura-pura sok kuat."

"Iya." Ara tersenyum. Setidaknya beban dirinya telah sedikit berkurang. "Btw kamu kok ada di Jerman?, Bukannya di LA?."

"Oke. Jadi si Lucas ini, kabur ke Berlin Jerman untuk mengikuti dan mengawasi seorang wanita bernama Arabella. Kemanapun dia pergi si Lucas ada. Mau dia nangis di pinggir sungai, mau dia minum kopi di cafe dekat kampus, mau dia lagi olahraga di depan mansion. Mau dia lagi belajar di kelas, mau dia ciuman di depan rumah, mau dia ke rumah sakit dengan ekspresi bahagia, dan mau dia  lari dan memutuskan untuk pergi dari dirinya." Lucas menceritakan dirinya sendiri. Sungguh ini cerita yang  bodoh. Bagaimana bisa dia kuat melihat kemesraan mereka. Bahkan sampai akhirnya mereka sama-sama memutuskan hubungan.

Arabella {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang