Ara sampai di ruang rawat David. Ara memeluk David sambil menangis. "Aku minta maaf hiks." Ara menangis di pelukan David yang ter tidur itu.
Selang infus terpasang di tangannya. Dan terdapat selang oksigen yang terpasang di hidungnya.
"David. Mereka semua menjauhiku, aku takut, bangunlah, aku merindukanmu." Ujar Ara sambil terus mengeluarkan air mata.
Tak lama Megan young yang lainnya datang. Mereka dilarang masuk karena batasnya hanya 1 orang saja yang boleh masuk. Mereka menatap Ara yang benar-benar down saat ini.
Ara kuat dengan masalahnya karena banyak orang yang tidak mengetahuinya. Tetapi masalah kali ini berbeda, hatinya hancur benar-benar hancur. Dituduh menjadi pembunuh. Katanya: atlet silat, bela diri sendiri aja gak becus. Nyesel saya bangga sama anak itu. Eh pembunuh masuk sekolah. Eh woy, liat ada pembunuh nih. Owh dia kakel yang bunuh pak kepsek. Ganjen banget ya, waktu itu nangis-nangis sambil peluk-peluk waktu itu. Ish, ka Lucas dan yang lainnya mau ya temenan sama pembunuh.
Begitulah kata-kata yang mulai menghantui pikiran Ara. Ia tidak tahu salah apa, hingga kejadian menjadi seperti ini. Ia tetap menangis sambil memeluk David.
"Halo, baik saya akan segera kesana." Ujar Raiyen dalam telpon.
"Anak-anak, saya ke kantor polisi dulu, saya titip Tuan dan nyonya. Saya permisi." Ujar Raiyen pergi setelah mendapat anggukkan kepala dari mereka ber empat.
"Kasihan Ara. Dia down banget, kita gak punya bukti buat lindungi Ara." Ujar Alvin.
"Iya, dia gak punya siapa-siapa lagi selain pak David sama kita." Ujar Ricky.
"Ya, maka dari itu kita harus tetep dukung Ara. Sebisa mungkin kita harus lindungi Ara sampai pak David siuman." Ujar Megan.
Ara, asal lo tahu. Hati gue ikut sakit liatnya. Gue gak tega Ra, gue gak tega liat air mata lo jatuh. Sakit Ra melihat orang yang kita sayang terluka. Batin Lucas.
"Megan!." Panggil Kenzo.
Megan, Alvin dan Ricky melihat ke sumber suara. Kenzo datang, ia baru saja pulang dari luar kota. Ia cuti sekolah karena ada urusan yang sangat penting. Megan dan Kenzo berpelukan.
"Bagaimana keadaannya?." Tanya Kenzo.
"Kata dokter pak David masih keritis, dan koma. Itu akibat pisau yang di pakai mengandung racun." Ujar Megan.
"Bagaimana dengan Ara?." Tanya Kenzo.
"Dia hancur. Gue bisa liat itu di matanya." Ujar Lucas.
"Kasihan dia." Ujar Kenzo.
"Zo, keren juga Lo pake pakaian Kantor." Ujar Alvin.
"Iri bilang bos." Ujar Megan.
"Dih. Najis. Jas banyak di rumah gua." Ujar Alvin.
"Jas apaan bro?." Tanya Ricky.
"Jas hujan hahahaha." Ujar Alvin yang membuat mereka tertawa kecuali Lucas.
"Bukan saat yang tepat untuk tertawa. Lihat, Ara belum makan, dia kurang tidur, banyak yang membuly nya dan kalian masih sempat-sempatnya bercanda?!." Tegas Lucas.
Mereka semua langsung diam. Lucas benar ini bukan saat yang tepat untuk bercanda tawa.
Raiyen sudah kembali. Mereka diizinkan untuk pulang. Raiyen membawa satu buah kotak paket, dan satu kotak makanan. Raiyen masuk ke dalam ruangan David.
"Nyonya." Panggil Raiyen.
Ara bangun. "Iya?." Tanya Ara.
"Ini ada satu buah paket, dan satu buah kotak makanan. Anda harus makan nyonya. Anda dari tadi pagi belum makan." Ujar Raiyen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella {TERBIT}
RomanceNote: Nggak semua aku revisi, gak tau mager aja😭 Arabella, sang badgirl. Siapa sangka dia anak broken home. Ya dia sering mabuk-mabukan di Bar. Semenjak keluarganya hancur, ia tidak di urus lagi. Kakaknya sudah tidak tinggal dengannya lagi. Kakakny...