Prolog

543 35 7
                                    

Musim gugur, 2001


Segelas kopi hangat, Donghyun berjanji. Ia harus pulang, kekasihnya pasti mengomel jika ia tak kunjung kembali. Pasang kaki itu melangkah ke dalam cafe mungil bertema vintage. Aroma kopi tercium, obrolan terdengar, gelak tawa orang-orang yang berpakaian sama dengannya.

Sekarang akhir musim gugur, udara akan menusuk kulit jika lapis bajunya tak cukup hangat. Setidaknya sweater dan coat tebal, juga kaus kaki hangat. Dan... oh! Segelas kopi atau teh, tentu saja!

"Sendirian?" sebuah suara mengacaukan lamunan. Manik bulat itu memindai si penyapa. Wajahnya ada samar bekas luka, namun senyum manis hadir.

"I-iya." Donghyun kikuk, berusaha ramah, "Anda?"

"Dengan putriku," suaranya serak, "berapa usiamu?"

Kenapa tiba-tiba? "du-dua puluh... eum... anda... mengenal saya?" Pemuda bermarga Kim itu memperhatikan bayi yang menempel di dada ibunya. Tampak tak terganggu meski cafe jauh dari kata tenang.

"Tidak... hanya penasaran...," si ibu tertawa, lalu memperhatikan putrinya yang tertidur. Senyumnya pudar, kembali menatap Donghyun. "Usiaku 23 tahun."

Seperti Youngminie hyung, pikir Donghyun.

"Seharusnya aku kuliah, tapi kekasihku membuatku melahirkannya." Nadanya terdengar menyalahkan, perasaan Donghyun tidak enak. Namun, untuk memutus pembicaraan, dimana sopan-santunnya? "Usianya tepat setahun pada Desember nanti."

Diam. Donghyun tak bisa mencari topik pembicaraan, merasa si ibu perlu menumpahkan segala macam curhatannya. Biarlah ia mengalah, lagipula ia bisa memastikan keduanya tak akan bertemu lagi. Paling-paling papasan.

"Anak anda cantik." Kalimat itu meluncur dari bibir Donghyun. Berdeham gugup, ia tak terbiasa memuji secara spontan. Berharap si ibu tidak berpikir aneh-aneh tentangnya.

Kan tidak lucu, kalau ia di sangka pedofil :(

"Hm." Wanita 23 tahun itu mengamati Donghyun, kemudian menghela nafas, "Aku... dia adalah bayi yang kuat."

Kapan kopinya datang, sih?! Ingin sekali ia pergi dari situasi menegangkan ini!

"Aku mau ke toilet." Wanita itu tahu-tahu menyerahkan bayinya, "Bisa titip putriku?" Nadanya datar, bagaikan perintah mutlak untuk si orang asing yang baru saja ia sapa baik-baik.

"Sa-saya..."

"Kopimu akan datang sebentar lagi, aku ke toilet tidak akan lama." Wanita itu merotasikan matanya --berbeda dari awal, "Oh iya,"

Apalagi sekarang?! Donghyun sudah mau menjerit frustasi.

"A-ad---"

"Dia tak punya nama." Wanita itu menepuk sweater-nya, "Kau boleh memberinya nama."

Ada apa ini? Donghyun mengintip wajah tidur si bayi yang tak menyadari bahwa ia telah berpindah tangan.

"Maaf?"

Wanita itu tersenyum kecut, "Dia bukan bayi yang kuharapkan."

Jantung Donghyun berhenti seketika.

"Kim Donghyun-ssi!"

Ah, kopinya... Donghyun memegang si bayi dengan satu tangan. Menerima pesanannya dengan senyum. Semoga saja masih hangat ketika ia sampai di rumah.

Tahu-tahu sebuah jeritan, semua kepala menoleh, memandang seorang wanita yang keluar dari toilet dengan wajah pias.

"ADA YANG BUNUH DIRI!!"

Strawberry Sweetheart || Youngdong/PacadongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang