Hyunmi terbangun ketika merasa mual. Menunduk, mencoba menggapai baskom di bawah. Airmatanya mengalir, menahan sakit di tubuh. "Hng~,"
Youngmin belum tidur, pria itu baru saja selesai menggosok gigi. Maniknya langsung di sajikan pemandangan sang putri yang hampir terjungkal dari kasurnya untuk menggapai baskom di bawah.
Youngmin buru-buru menghampiri. "Hyun---"
Hueeekkk!!
Hyunmi menutup mulutnya. Matanya terbelalak begitu mendapati ia baru saja muntah di piyama alpaca Papa-nya. Melihat pipinya menggelembung, Youngmin buru-buru membuka telapak tangannya.
Benar saja, muntah si kecil kembali menyembur. Membasahi piyama depan Youngmin. Bahkan rambut ikal si kecil juga kena.
"P-Pppaa," suaranya mencicit ketakutan. Tak berani mengangkat kepala. Tangannya bergetar dan ia menggigit bibir, meredam tangisnya. "ma-maaf...,"
Donghyun terbangun begitu mendengar suara muntah Hyunmi. Buru-buru menghampiri keduanya untuk membantu.
"Sssttt... tidak tidak, Papa tidak marah, sayang." Youngmin mencoba menenangkan Hyunmi yang ketakutan. "Ayo, ganti bajunya. Biar aku saja, Donghyunie. Bisa tolong ambilkan baju ganti?"
Donghyun mengangguk. Kemudian mengangkat Hyunmi lebih dulu ke kamar mandi. Memastikan Youngmin telah melepas piyamanya, lalu keluar untuk mengambil pakaian ganti.
Sementara Youngmin melepas pakaian Hyunmi. Menyadari muntahnya menembus kaus dalam si kecil. "Pipis...,"
"Hm?"
"Hyun... pipis...,"
"Hyung, ini pakaiannya. Tembus kaus dalam tidak?" Donghyun meletakkan pakaian ganti. Memeriksa Hyunmi yang baru saja menyelesaikan urusannya---di bantu Youngmin. "Cepatlah berganti. Aku akan membantu Hyunmi."
Bibir Hyunmi menukik, wajahnya kembali basah. Meminta maaf pada Donghyun karena merasa telah merepotkan Mama-nya.
"Mama tidak marah, hm?" Donghyun memakaikan piyama baru, mengancingnya dengan sabar. Sebelah tangannya menahan punggung si kecil yang sudah menyandar lesu. Memberi kecupan ringan di kening, membersihkan rambut ikal Hyunmi.
"Sudah?" Youngmin muncul di sebelah Donghyun. "Biar aku yang mengurusnya."
"Hyung, kau masih lelah."
"Biar aku saja." Youngmin sama keras kepalanya seperti Donghyun, "Kau sudah sangat lelah. Kita bergantian, hm?"
Donghyun yang memang kurang tidur, mengangguk patuh. "Bangunkan aku jika lelah, jangan memaksakan diri."
"Iya. Aku pastikan itu." Youngmin membuka lengan---disambut hangat oleh Donghyun, menghirup rakus aroma Youngmin yang selalu membuatnya tenang. Kemudian mengangkat kepala dengan bibir manyun.
Tertawa kecil, "Hei, aku mengurus dua bayi rupanya."
"Kau terlalu sering bersama Hyunmi."
"Apa bayi besarku cemburu? Dan lagi, belakangan ini Hyunmi juga berada penuh di jangkauanmu."
"Hyung~,"
Hyunmi spontan merengek ketika tangannya terjepit. Kembali menangis. Membuat Youngmin harus mengayunkan tubuhnya untuk menenangkan si kecil. Kemudian mengusap-usap punggung sempitnya. Menoleh.
Tangan satunya lagi melingkari pinggang Donghyun. Menariknya mendekat. Melumat bibir yang muda. Lalu mengakhirinya dengan kecupan panjang. "Tidur nyenyak, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanfictionAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...