Berdecak, menatap gelisah jalanan yang ramai. Hujan turun tanpa di duga, tepat ketika ia melangkah keluar kampus. Tugas sialan ini membuatnya tak dapat bermain dengan Hyunmi. Huh!
"Astaga, datangnya nanti saja boleh tidak? Putriku menunggu!" Menggerutu kesal, bersedekap. Kakinya mengetuk aspal, menyumpahi bus yang tak kunjung datang. Mengerjakan tugas sampai pukul 10 malam di kampus, beruntung dosen di mata kuliahnya tidak menyuruhnya revisi untuk yang ke-20 kali! Youngmin mendengus, ingin rasanya ia cepat-cepat lulus.
Lalu menikahi Donghyun, dan hidup bahagia bersama buntalan menggemaskan itu!
"Akhirnya...," lega, Youngmin melangkahkan kaki jenjangnya ke dalam bus bersama 5 orang lain. Menempelkan kartunya, lalu duduk tenang di kursi sembari menggosok tangan. Biasanya Hyunmi akan tidur pada pukul 8 atau paling lambat pukul 9.
Tidak mesti, kalau sudah berada di dekapan Donghyun, mudah bagi Hyunmi untuk menjelajahi pulau mimpinya. Sehingga Donghyun yang lebih sering menimang Hyunmi daripada Youngmin---paling-paling, Youngmin hanya ikut bernyanyi atau malah suka iseng menjawil pipi bulat si bayi.
~Strawberry Sweetheart~
Hyunmi itu... apa ya? Punya semacam 'alarm' sendiri, dia mulai menghafal jam pulang Youngmin. Bahkan kerap menunjukkan kecemasan ketika menyadari Youngmin tak kunjung muncul. Ia sudah bisa menyadari mood Donghyun, mengetahui kenapa Donghyun marah, Donghyun menangis. Emosinya sedang tidak stabil, hal-hal kecil bisa membuatnya menangis.
Bagi Donghyun, Hyunmi itu menyeramkan kalau menangis. Bukan karena ia mengamuk, melainkan Hyunmi sering kehabisan suara ketika menangis. Bahkan beberapa kali Donghyun tak menyadari anak itu menangis, kalau saja tidak mendengar suara batuknya.
Seperti sekarang, Donghyun berkali-kali menghubungi Youngmin. Setidaknya bicara 5 menit di telpon untuk Hyunmi---yang sudah berteriak tanpa suara, lalu terbatuk-batuk. Wajahnya memerah dan nafasnya mulai berat. Kepalanya terkulai di dada Donghyun, masih menangis.
"Papa pasti pulang, sweetheart...," Donghyun mengusap surai si bayi, "Hyunmi tidur ya? Nanti kalau tidur, Papa pulang."
"Nyoo huhuhu~ uhuk uhuk!" suara lirih tangisnya kembali terdengar, "Papa... uhuk! Maaa...,"
Tubuh Donghyun sudah lelah, 2 jam ini Hyunmi menangis. Awalnya hanya kecemasan yang biasa ia tunjukkan, tapi begitu mendengar suara hujan, saat itu juga ia menangis. Beruntung Donghyun berada di dekatnya.
"Hhh~,"
"Sweetheart?" Donghyun mengintip, "Sayang?"
Hyunmi lama-lama lelah, bayi itu mengucek mata. Kembali terbatuk, tenggorokannya kering dan dadanya sakit karena mencoba menahan tangis (dan gagal), terkulai di dekapan Donghyun.
Tangisan Hyunmi tak begitu keras, terkadang kita akan menyadari ia mencoba berteriak --namun tak ada suara sama sekali, seolah suaranya habis oleh airmata. Tapi, ia akan terus batuk dan nafasnya pendek.
Donghyun pernah marah, Hyunmi masih begitu kecil untuk menerima cubitan dan pukulan itu. Overdosis yang di alaminya juga membuat tubuh Hyunmi mengalami reaksi penolakan. Terkadang baru sekali suap, ia bisa muntah berkali-kali.
Meski di sisi lain, ia juga kasihan pada ibu Hyunmi. Alasan wanita muda itu bunuh diri karena depresi akan keadaannya, kekasihnya berhasil di tangkap dan mendapat penjara 5 tahun karena pernah ikut menyiksa si bayi. Menyebabkan sisi psikologis Hyunmi sempat terganggu, memiliki kecemasan terhadap situasi tertentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanfictionAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...