First Plan

137 24 4
                                    

Bibir Youngmin terkatup, menatap deretan angka yang ada di hadapannya. Mengkalkulasi rencananya sampai 2 tahun ke depan. Sesekali mencoret angka-angka itu, menghembuskan nafas. Membaginya lagi, meletakkannya dan mulai menulis.

Setidaknya... ia meringankan sedikit dari pekerjaan Donghyun, kan?

Menatap jam dinding, spontan menoleh. Hyunmi sedang sibuk menjelajahi rumah baru, sedari tadi hanya berputar-putar dan langkahnya masih sempat tertangkap pendengaran Youngmin. Bersyukur anak itu terlalu sibuk dengan kegiatannya, meski beberapa kali berseru memanggil namanya untuk minta di ambilkan mug atau mengatakan ia mau susu stroberi.

"Papa," Hyunmi menarik lengan piyama Youngmin, "ngantuk."

Youngmin mengangguk, kemudian baru menyadari waktu sudah masuk pukul 10 malam. "Sudah siap-siap tidur?"

Menguap, "Hm," boneka alpacanya ia peluk lebih erat. Putri Im itu masih perlu Youngmin atau Donghyun untuk tidur di kamar---meski kadang-kadang ada dua kakaknya yang suka heboh mendongeng atau mengusap rambutnya sampai ia tidur.


~Strawberry Sweetheart~


Mengantongi struk belanjanya, Youngmin menyipitkan mata, matahari benar-benar menyilaukan pemandangannya. Kakinya melangkah, menyusuri jalanan ramai Los Angeles. Ia baru saja selesai dengan urusannya. Mempersiapkan apa yang ingin ia lakukan bersama Hyunmi selama 5 hari terakhir.

Bel pulang sekolah memekik tepat ketika ia melangkah masuk, berharap Hyunmi tak menyambutnya dengan keadaan marah-marah lagi seperti beberapa waktu lalu. Topinya ia perbaiki, tiba-tiba saja merasa gugup. Padahal rencananya belum di mulai.

"Papanya Apple, ya?"

Youngmin tersentak, cepat-cepat menoleh, "Em, iya," tampak kikuk, Donghyun lebih sering terjun ke lokasi untuk urusan sekolah. Youngmin biasanya hanya terima jadi dan jarang mau bersosialisasi dengan para orangtua.

"Putri anda menakjubkan." Wanita itu tertawa kecil, "Aku ibu Felix, di kelas yang berbeda. Namun Felix pernah bercerita tentang Apple dan sepertinya... beberapa waktu lalu ia menegur teman sekelasnya?"

Sebelah tangan Youngmin ada di belakang tubuhnya, ia mencoba untuk berdiri menghadap pintu masuk---mencegah Hyunmi tahu apa yang terjadi. "A-ah, iya... saya ada di sana juga. Bahkan baru tahu kalau dia punya kesulitan."

"Dia tak memberitahu anda?" Ibu Felix menggelengkan kepala, "Gadis kecil anda cukup kuat ternyata."

Dia... memang kuat... Youngmin tersenyum kecil.

"Mom!" tahu-tahu seorang anak laki-laki datang dan menubruk kaki si lawan bicara, nyengir dengan satu giginya yang tanggal. "Aku bicara dengan Apple hari ini!"

Youngmin kembali menatap pintu masuk, menunggu putri kecilnya keluar. Kemudian berlutut saat menyadari bahwa Hyunmi sedang keluar gedung bersama dengan 3 temannya.

"Ah, saya baru sadar anda membawa buket bunga," ibu Felix tersenyum, "ayah yang romantis. Apple pasti bangga memilikimu."

"Terima kasih," hanya itu yang terucap. Manik madu itu menyiratkan ketulusan lewat pandangannya. Menyadari putrinya semakin dekat.



Hyunmi tentu baik-baik saja hari ini, kejadian beberapa waktu lalu membuat kawan-kawannya enggan membantah si ketua kelas yang manis tapi menyeramkan ini.

"Apple, sudah belum?" Jackie menyandar di depan pintu kelas, "Butuh bantuan?"

"Enggak." Hyunmi tidak tahu kenapa jantungnya berdebar cepat, dan ia mencoba untuk mengenyahkan segala macam perasaan yang mampir tiba-tiba. Berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya dan berlari keluar kelas untuk mengenakan sepatu.

Strawberry Sweetheart || Youngdong/PacadongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang