Hyunmi sudah di perbolehkan pulang, dan dokter terus mengatakan pada Donghyun untuk memberi perhatian lebih---dan itu akan sangat sulit. Donghyun harus bekerja dan ia tak bisa sembarangan pulang jika sesuatu terjadi pada Hyunmi.
Dia sudah bisa masuk sekolah, dan salah seorang bagian kesehatan sekolah menawarkan diri untuk menjaganya jika sesuatu terjadi di sana---yang langsung di sambut lega oleh Donghyun. Pemuda itu memberikan rincian tentang obat Hyunmi dan segala macam peringatan dokter.
"Jackie... kita masih teman, kan?" tempat pertama yang di minta Hyunmi adalah makam Jackie. Ia meletakkan foto mereka berdua yang di ambil di depan sekolah, kemudian setangkai bunga mawar ungu. "Harusnya Jackie di dalam aja, jangan keluar. Kan Apple sudah bilang...,"
Donghyun berada di belakang Hyunmi. Kesulitan bicara, Hyunmi sedang dalam masa mellow-nya dan ia tak mau mengganggu.
"Enggak ada yang berisik lagi... nanti siapa yang marah-marah kalo Apple di ganggu?"
Menghapus airmatanya, "A-Apple... sendirian ya... hehe... enggak papa kok, Apple bisa marah-marah juga."
~Strawberry Sweetheart~
Kedatangan Hyunmi di sambut sukacita oleh sekolah, mereka melakukan semacam 'Welcome Back to School, Apple!' dan Hyunmi di buat bingung.
Dia sedang kembali sekolah, untuk apa di sambut? Dia sendiri kan tidak suka sekolah...
Chloe menjadi kawan sebangkunya, dan gadis cilik itu selalu mengkhawatirkan Hyunmi soal bahu kirinya. Ia juga membantu Hyunmi berjalan, padahal Hyunmi mengatakan ia bisa sendiri. Sekalipun ia akan butuh waktu untuk duduk di lantai, bangkit dan melakukan olahraga.
Hyunmi kesal ketika mendapati pahanya nyeri setiap ia ingin berlari. Dan ia harus menelan obat-obatan pahit untuk kesembuhan bahunya. Membuatnya sedikit-banyak tersiksa dalam keadaannya.
"Apple enggak kayak di film ya?" Harry sedang duduk di depan Hyunmi, "Biasanya kan, di film, kalau ketembak di bahu masih bisa lari-lari."
Kebohongan publik, Hyunmi mendengus jengkel. "Apanya, sampai sekarang bahu Apple sakit." Ketusnya.
Luka bahu terlihat ringan, karena film juga mendesainnya demikian. Mereka yang kena luka tembak bahu dapat kembali bangkit dan beraksi setelah membalutnya dengan kain atau menghentikan pendarahannya. Padahal tidak sesederhana itu. Justru mereka yang mengalaminya mengatakan bahwa 4 bulan pertama setelah mendapatkannya, mereka merasakan sakit yang teramat sangat. Bahkan sampai harus menelan obat-obatan untuk meredakan rasa sakitnya. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka justru mengalami kelumpuhan tangan.
Kelas Hyunmi benar-benar lenggang. Hanya ada 6 murid, rekor sebagai kelas dengan jumlah paling sedikit. Minggu depan akan ada perombakan kelas, 3 kelas akan di ubah menjadi 2 kelas dan mereka terbuka untuk siswa pindahan.
Luka di bahu itu membuat Donghyun tak bisa bebas memeluk Hyunmi. Ia hanya bisa memeluk pinggangnya dan juga menahan ringisan saat hendak menyeka tubuh Hyunmi.
Hyunmi juga jadi takut mandi karena lukanya. Jika biasanya ia langsung membuka keran shower, kali ini ia harus menadah airnya dan membiarkan Donghyun memandikannya yang terbungkus celana pendek dan kaus dalam. Jika sedang sendirian, ia selalu menarik kakinya dan memperhatikan bekas luka yang ada. Mengingat bekas luka Youngmin di bahu.
"Hei, Mama panggil dari tadi." Donghyun duduk di sebelah Hyunmi, sempat khawatir tak mendengar suara Hyunmi sama sekali. "Mau es krim? Mama juga barusan bikin cupcake, Hyunmi mau yang mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanfictionAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...