Kalau sedang bosan, Hyunmi bisa benar-benar berisik.
Dan sekarang, dia sedang ribut di sekitar Donghyun. Bernyanyi asal tanpa lirik yang jelas, di susul dengan kalimat, "Aduuhhhh Hyunmi bosan ini!"
Mereka bukannya tidak bisa kemana-mana, bisa saja, tapi begitu Donghyun mengajaknya keluar, jawaban dari Hyunmi adalah, "Enggak usah deh, uangnya buat ke Disneyland aja."
"Ya Tuhan, Im Hyunmi!" seru Donghyun gemas, "Berisik sekali."
Hyunmi menghentikan kegiatannya, menoleh. "Hyunmi cuma bosaaaaaaannnnnnn." Suaranya tidak melengking, tapi tetap saja itu termasuk berisik. "Bosaaaannn padahal tadi sudah susun puzzle sama beresin kamar."
Donghyun menghela nafas. Kalau sudah begini, dia yang harus mengalah. Karena mau bagaimanapun, Hyunmi kan perempuan. "Bikin kue?" tawarnya.
Menelengkan kepala, berpikir keras. "Kue kemarin masih ada, Mama."
"Terus mau ngapain? Mama ajak nonton film juga enggak mau." Donghyun mematikan televisi, acara menontonnya jadi terganggu karena suara Hyunmi yang mendominasi ruangan. "Hyunmi mau jalan-jalan?"
Hyunmi menaiki pangkuan Donghyun, mengatur Mama-nya agar baring saja di sofa sementara ia akan tengkurap di atasnya. "Hyunmi bosan Mama, bosaaannn, enggak tahu mau ngapain lagi." Jelasnya dengan nada merengek.
"Mama tahu, Hyunmi sudah bilang. Tapi sekarang Mama harus ngapain?" Donghyun tak habis pikir kali ini. Biasanya setelah mengungkapkan kalau ia bosan, di ajak menonton atau makan kue juga sudah selesai. "Sekarang Hyunmi maunya ngapain?"
Hyunmi menggeleng, dia juga tidak tahu mau apa. Usahanya untuk tidur gagal dan ia juga sudah melakukan hal yang biasa ia lakukan---berujung pada mengoceh ribut tentang betapa bosannya ia hari ini.
Memikirkan itu saja sudah membuatnya sedih.
"Eh, kenapa menangis? Mama kan, tidak sedang marah."
Donghyun terkejut ketika Hyunmi mencengkram kaus hitamnya dan malah menangis. Khawatir kata-katanya menyakiti Hyunmi atau membuatnya tersinggung. Tangannya beralih pada rambut dan punggung si kecil. Mencoba menenangkannya.
"Mama minta maaf, Hyunmi tersinggung ya?" pintanya.
"Hyu-Hyunmi bo-bosannn tapi enggak tahu mau ngapain." Jelasnya di sela tangis.
Apa semua anak perempuan begini? Donghyun tidak begitu mengerti meski mereka sudah 5 tahun bersama. Hyunmi dan pikirannya sedikit sulit di pahami Donghyun dan Youngmin.
"Sweetheart, ayo sini, lihat Mama." Titah Donghyun, menaikkan lututnya untuk menjadi sandaran Hyunmi. "Hei,"
Menaikkan tubuhnya, menyandar pada paha Donghyun di belakang. Wajahnya memerah dengan airmata yang sudah membasahi wajah. Bibirnya menukik turun, menampakkan raut bersalah sekaligus sedih.
"Hyunmi cantik juga ya, kalau sedang menangis." Hibur Donghyun, "Cantiiiikkk, sayangnya Mama yang paling cantik."
Mendelik kesal, "Hyunmi jelek, giginya lepas terus." Ia menunjukkan giginya yang tanggal kemarin malam. "Ini lepas lagi."
"Tapi yang ini sudah tumbuh." Donghyun menunjuk gigi si kecil yang mulai timbul, "Tuh."
Hyunmi manyun, pipinya ikutan menggelembung tatkala maniknya beradu dengan sang Mama. Namun berikutnya ia menyembunyikan wajahnya, terlalu malu dengan pujian dari Donghyun.
"Enggak cantik." Rengeknya malu, "Mamaaa!"
Terkekeh senang. "Hyunmi kan, memang cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
Fiksi PenggemarAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...