Meringis, menarik tisu untuk mengambil roti yang baru saja muncul dari pemanggangnya. Menatanya hati-hati di atas piring, manik si kecil berkelana, mencari salty butter dan kaleng selai. Mencoba untuk membuat sarapan.
Hari ini Mama ulang tahun, dan ia sudah berencana untuk bangun pagi---mengandalkan mantra bangun tidur dari Mama-nya.
Berbisik, "Halo, bisa bangunkan aku besok?" lalu menepuk bantal sesuai jam yang di inginkan. Hyunmi menepuknya 6 kali, dan ia terbangun pada pukul 6 tepat.
Mindset, sebenarnya, tapi Hyunmi masih menganggap ini adalah cara yang paling manjur karena dia benci suara weker.
"Mama suka kopi... aduh, pake gula enggak ya?" Hyunmi bermonolog terus-terusan sementara kakinya menjelajahi dapur dan memeriksa lemari satu persatu. "Kalo Papa kan kopinya... ih, tapi kan, yang ulang tahun Mama." Lanjut mengomel lagi.
Padahal Mama hafal kesukaannya :((
Tahu-tahu matanya menangkap tempat gula, kembali mengomel karena harus naik kursi untuk yang kesekian kali.
"Gak papa... soalnya kan Mama baik, Hyunmi juga harus baik sama Mama." Monolognya, berusaha keras turun kursi tanpa memecahkan tempat gula. Putri tunggal itu kemudian mencari nampan. Berlalu menuju kamar, meletakkannya di atas nakas dengan hati-hati (dan memindahkan weker ke lantai), lalu berlari ke dapur untuk mengoper satu-satu sarapan Mama-nya.
Donghyun terbangun ketika mencium bau roti yang terpanggang. Menyadari bahwa kasur Hyunmi sudah rapi ala balita dan ada suara kursi yang di seret dari arah dapur. Ia sempat terdiam beberapa saat di kasur sampai mendengar suara omelan Hyunmi tentang tempat kopi yang sulit di temukan, juga kenapa posisi cangkir Donghyun yang membuatnya harus benar-benar menjaga keseimbangan atau dia akan terjungkal dari kursi.
Tertawa kecil. Baiklah, dia tahu apa yang terjadi di sana. Memutuskan untuk kembali tidur sembari menunggu Hyunmi.
Tahu-tahu ada suara langkah mendekat, Donghyun mati-matian menahan gemasnya.
Daripada Hyunmi menangis karena kejutannya gagal, kan?
Padahal dia sendiri sudah tidak tahan ingin menciumi putri tunggalnya itu dan menangis ria untuk merayakan hari keberhasilan Hyunmi dalam membuat sarapan.
Sementara itu, Hyunmi menggaruk tengkuk, sarapannya sih sudah beres. Tapi dia akhirnya mengacaukan dapur. Mengedipkan mata berkali-kali, lalu menghela nafas ala orangtua dan mulai membereskan ulahnya.
Kemudian mengomel lagi.
Kenapa semuanya di letakkan di tempat tinggi sih? T~T Hyunmi jadi ingin menangis. Betapa jahatnya Mama dan Pa---oh tidak tidak, hanya Papa yang jahat. Mama adalah malaikat paling baik yang selalu menciumi dan membuatkan kue untuknya!
Eh tapi Papa kan, juga selalu membelikannya es krim dan milk tea kesukaannya.
Dilema :(
Tidak jadi jahat, deh. Mereka baik kok...
"Selesai... eh aduh tapi Hyunmi belum mandi, huwweeee~," ia heboh sendiri. Berpikir sebentar. Lantas berlalu menuju kasur.
"Mama," ia mengguncang tubuh Donghyun yang 'tertidur', "Mama~" ia menindih tubuh Donghyun, iseng memainkan bibir Mama-nya. Sesekali terkikik sendiri ketika merasa Donghyun sedang terganggu.
"Hng?"
Akting yang bagus, Im Donghyun.
Im, kenapa aku selalu memanggilnya Kim, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanfictionAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...