Ruangan itu benar-benar besar! Cermin besar terpasang di 3 sisi, Hyunmi sempat terkejut melihat dirinya ada banyak di pantulan cermin.
Orang-orang hilir mudik sejak ia pertama kali menginjakkan kakinya di ruangan. Kebanyakan laki-laki, namun si kecil mendapati ada beberapa perempuan bertopi di sana. Rambut panjang mereka terikat tinggi. Mempesona.
"Awww lihat siapa yang datang!" sebuah suara memasuki pendengaran si kecil. Panik. Ia memeluk kaki Youngmin dan menyembunyikan wajahnya.
Menggerakkan sedikit kakinya, Youngmin menggenggam kedua lengan Hyunmi. Kelopak mata si kecil menutup rapat dengan jari yang mengepal. Bibirnya terkatup, seolah tak mengizinkan siapapun untuk mengenalinya.
Orang-orang yang tadinya berkumpul, kini mulai memandang aneh si kecil. Reaksinya benar-benar tidak terduga. Sebuah penolakan dan ketakutan. "What's going on?"
Youngmin tersenyum, memandang lembut si kecil. "Papa di sini, sayang."
Memutuskan untuk menggunakan bahasa Korea. Setidaknya Hyunmi tak perlu takut orang-orang akan mengetahui apa yang terjadi dengannya. "Hm?"
"Papa di sini, tidak ada yang akan menyakiti Hyunmi. Papa bisa pastikan itu."
Sudah tahu kan, anak itu 100% percaya dengan orangtuanya?
Termasuk tragedi susu bubuk coklat yang ternyata adalah bubuk kopi?
"Hey baby," sapa salah seorang backdancer, mengulurkan tangan. "I'm Sharon, nice to meet you!"
Hyunmi terdiam sebentar, ragu. Namun berikutnya, ia mau menyambut uluran tangan orang-orang. Meski ia menjawab dengan suara kecil dan cenderung tak terdengar.
"Kelinci imut!"
Kali ini seorang anak laki-laki. Hyunmi tampaknya tak mengenali si bocah, karena gadis kecil itu malah mengambil langkah mundur dengan tatapan awas.
Daniel ingin sekali menertawakan keponakannya ini. "Sam, sepertinya Apple tidak mengenalimu."
"Dia pasti kenal!" omel Sam---alias Hyunjin, berbalik. "Apple ingat aku tidak? Kemarin pakai baju spiderman."
Spiderman... spiderman... Hyunmi menatap Papa-nya. Bingung.
"Spiderman...??"
"Pffft!" Daniel, paman paling receh se-dunia itu sudah tak tahan lagi. Langsung saja tertawa melihat keponakannya di lupakan oleh kelinci-gembul-lucu yang ia tanya-tanyakan sejak berakhirnya pesta halloween itu. "Astaga, di lupakan! Hahahaha!"
Hyunjin cemberut. Sudah hampir menangis, "Paman Daniel jahat!" teriaknya. Lalu berjongkok dengan tangan yang menutup wajah.
"Sungguhan tidak ingat?" Youngmin berbisik, "Kata Paman Daniel, Sam yang menge---oh!"
Pekikan Youngmin malah membuat Hyunmi terkejut. Matanya membulat dengan tubuh yang mendadak kaku. "O-oh?"
"A-ah, tidak, Papa... Papa hanya terlalu terkejut." Youngmin berdeham, mencoba menenangkan Hyunmi. "Wa-waktu itu... Sam kan... mencium... pipi Hyunmi."
Dia yang berucap, dia pula yang merasa pahit. Hyunmi, putri tunggalnya, di cium. Haha, tahu begini, seharusnya dia selebrasi saja di rumah. Merayakan hari dimana Hyunmi melupakan bocah Spiderman yang mencium pipinya di acara halloween!
"Oh! Yang memberi kue laba-laba, ya?" Hyunmi seharusnya menatap Hyunjin, tapi sepertinya... wajah Papa-nya lebih menarik. "Hyu-Hyunmi inget!" mengangguk antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanfictionAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...