Los Angeles

183 30 15
                                    

Selamat tinggal terlalu kejam untuk di ucapkan.

"Adik Hyunmi janji ya?" Woong mengulurkan kelingkingnya, "Pinky promise dulu~," merengek lucu. Membuat Hyunmi tertawa, lucu melihat Woong dengan bibir manyun dan kaki yang menghentak lantai.

"Yaaa," tak tahu juga apa itu pinky promise, ia hanya membiarkan Woong mengaitkan jari kelingking mereka. "Kak Jiji mau juga?"

Woozi menyambar jari kelingking Hyunmi, lalu mencium pipinya sedih. "Hyunmi jangan lupa sama kakak ya?"

"Lupain aja, Kak Woozi enggak penting!" Somi memeluk Hyunmi, "Kak Somi aja yang di inget, Kak Woong juga lupain aja!"

"Ih kok gitu?!" Woong berteriak nyaring, tak terima dengan pernyataan adik bungsunya, "Eomma! Somi!" mengadu.

Youngmin tertawa, sebelah tangannya memegang koper. Sudah saatnya mereka berangkat menuju Los Angeles. Dan sekarang, keluarga Jeon baik-hati mau mengantar mereka ke bandara. Bahkan sampai menawarkan diri untuk membantu mengurusi berkas-berkas yang sekiranya di butuhkan.

"Sudah sudah," Minju memisahkan adik-adiknya yang bertatapan sengit. "adik Hyunmi jangan lupain kakak-kakaknya, ya?"

Hyunmi mengangguk. Masih berpikir Los Angeles-Seoul hanya berjarak rumah-daycare. Nanti kalau mau kembali juga tinggal jalan.

"Dadaaahhh~," melambaikan tangan, suaranya melengking di bandara, menarik atensi orang-orang, "besok main lagi!"

Selamat tinggal terlalu kejam bukan?

Jadi bagaimana kalau...

Sampai jumpa?


~Strawberry Sweetheart~


Hyunmi sempat takut ketika pesawat take-off, tapi Youngmin buru-buru mengambil alih dan memangku Hyunmi untuk melihat awan-awan di jendela. Menghiburnya. "Hyunmi terbang~ yeaayyy~,"

"Iyaaa terbaanggg," tiru Hyunmi, menghapus airmatanya yang sudah leleh.

Duh, cengeng sekali putri tunggal ini :')

"Hyunmi takut?" lembut suara Youngmin, menenangkan si bayi yang masih di dera rasa panik. Hyunmi mengangguk takut, menundukkan kepalanya. Jemarinya mencengkram kaus hitam Youngmin, tubuhnya bahkan masih kaku.

"Lihat tuh lihat," Youngmin menunjuk keluar, "rumah kita yang mana?"

Bayi 2 tahun lebih itu menoleh, mengintip lewat jendela. Kakinya berpijak pada paha sang Papa dengan kedua tangan yang menempel di jendela. Youngmin memeganginya, lalu membuka mulut ketika Donghyun menyuapkan sobekan roti.

"Yang itu...,"

"Airmatanya jangan di jilat sayang," Youngmin menutup mulut, baru sadar ia berbicara dengan keadaan masih mengunyah, meminta tisu pada Donghyun.

"Menangis?" Donghyun membuka tasnya, menyerahkan selembar tisu pada si dominan. Mengangguk pelan, Youngmin menghapus airmata si bayi. "Pertama kali, kan...,"

"Donghyunie juga kan?"

Donghyun cemberut, "Maksud hyung, aku norak, begitu?"

"Siapa bilang?" Youngmin cepat-cepat membantah. Donghyun kalau sedang ngambek, Hyunmi terkadang bisa ikut ngambek juga. Dan itu tidak bagus.

Donghyun menyuapkan potongan roti, menyerahkan iced americano pada pemuda Im yang kini mencoba untuk menyuapkan potongan roti ke mulut Hyunmi.

Strawberry Sweetheart || Youngdong/PacadongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang