Romantis, satu kata itu sebenarnya sudah mendeskripsikan Youngmin. Meski dia sering tidak peka dengan sindiran halus Donghyun atau menganggu Hyunmi yang sedang bersenang-senang dengan mimpinya, dia juga sering memberi kejutan untuk mereka.
Sehingga Donghyun, maupun Hyunmi, tak pernah merasa waktu Youngmin kurang untuk mereka. "Sekarang kita kemana?" Hyunmi bertanya-tanya kemana lagi mereka pergi. "Besok lagi ajak Mama ya? Hyunmi ngerasa bersalah."
Tuh kan. Hyunmi, Donghyun dan keajaiban dalam hubungan mereka.
"Iya, kapan-kapan kita pergi bertiga, ya?"
"Nanti saja, waktu Mama pulang." Hyunmi mengibaskan rambut ikalnya, mengipasi sebentar lehernya. "Yah leleh," ia meratapi tangannya yang terkena saus. Mereka baru saja makan taco dan Hyunmi sudah mendapatkan milk tea-nya.
"Eum?" Youngmin meletakkan nachos-nya, "Sini tangannya." Ia mengambil tisu basah dari tas pinggangnya, mengelap tangan Hyunmi yang penuh saus. Kemudian membuangnya ke tempat sampah terdekat sementara Hyunmi kembali memakan taco-nya.
~Strawberry Sweetheart~
Youngmin benar-benar menghabiskan waktu bersama Hyunmi. Ia tak menganggu Hyunmi sama sekali (oke, dia sempat mengacaukan dongeng Hyunmi) dan membawa Hyunmi ke tempat-tempat yang ia pikir bisa mengukir memori antara mereka berdua.
Mengajaknya piknik di sore hari, buket bunga lagi, kencan makan siang... Hyunmi di buat tersenyum di detik-detik terakhir mereka bersama. Youngmin tahu cara manis untuk membuatnya bahagia meski tak jarang juga di buat kesal dengan ragam keusilannya. Entah menceramahi soal kedekatannya dengan Hyunjin sampai bicara random yang kadang membuat si kecil harus bersabar.
"Es krimnya enak?" Youngmin membersihkan tepi bibir Hyunmi, mencuri sebuah kecupan, "Belepotan."
"Papa, Papa kalau mau cium jangan di bibir lagi ya," Hyunmi menatap Youngmin, memelas, "kata kakaknya Hyunmi, nanti kalau sering begitu, nanti bisa hamil."
Youngmin tersedak americano-nya, mengusap bibir, "Hamil apanya?"
"Hyunmi enggak mau punya anak, Hyunmi aja yang jadi anaknya Papa sama Mama." Hyunmi menatap Youngmin dengan manik bulatnya. Kemudian mengalihkan pandangannya pada matahari terbenam di Santa Monica Pier, "Eh, sunset."
Youngmin mengalihkan pandangan, melupakan pembicaraan mereka. Menatap matahari terbenam, kemudian beralih pada Hyunmi di depannya.
Mereka sedang berada di ferris wheel. Menikmati waktu mereka di sana. Hyunmi tersenyum lembut, terlihat lebih anggun dari biasanya.
Youngmin selalu bersyukur, ia tak bosan mengatakannya. Hyunmi adalah satu kepingan penting dalam hidupnya. Kehilangannya sama dengan menghancurkan puzzle hidup secara keseluruhan.
"Papa nangis lagi?" Hyunmi menatap Youngmin khawatir, "Papa nangis terus... Papa sakit ya?"
Tertawa, Youngmin mengulurkan tangan. Membawa Hyunmi turun, "Papa gemas sama Hyunmi, gemas sampai mau menangis."
Hyunmi mengeryit, "Biasanya kan Papa cium-cium Hyunmi kalau gemas, kenapa jadi menangis sekarang?"
"Takut Hyunmi hamil."
"Tuh kan!"
~Strawberry Sweetheart~
Hyunmi tertidur di paha Youngmin. Sebelah tangannya memeluk boneka alpaca pelangi pemberian Youngmin, gadis kecil bermarga Im itu tampak lelap setelah kencan seharian dengan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanficAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...