Hyunmi murung akhir-akhir ini. Selera makannya turun, bahkan ia menolak tawaran es krim dari Donghyun---bukan hal biasanya. Namun begitu, ia tetap mengerjakan apa yang harus ia kerjakan. Ia merapikan kasurnya, mulai belajar mengikat tali sepatu, juga belajar hal-hal baru bersama Donghyun.
"Mama, Hyunmi harus ngapain?" si kecil juga tampaknya sudah bosan dengan buku-buku cerita bergambarnya. Ia baru saja merapikan mainannya, menghampiri Donghyun yang sibuk dengan adonan kue.
Entahlah, Donghyun jadi senang membuat kue semenjak Hyunmi ikut terjun ke dapur---meski dia bisa saja memakan adonan mentah atau malah tersedak tepung karena rasa ingin tahunya. Melihat selera makan Hyunmi, pemuda itu berharap si kecil akan makan meski sedikit.
"Mau bantu Mama?" tawar Donghyun, biasanya Hyunmi selalu ribut setiap Donghyun membuat kue. "Hm?"
"Boleh," si kecil memutar kepalanya, "Hyunmi ambil kursi."
"Sini saja," Donghyun mengulurkan tangannya, "tapi pegang Mama kuat-kuat, oke?"
Hyunmi baru saja memeluk Donghyun, namun si pemuda tak kunjung mengangkatnya. Bibirnya mengatup, merutuki dirinya sendiri.
Putrinya demam.
~Strawberry Sweetheart~
"Papa enggak pulang?" tanya Hyunmi untuk yang ke sekian kalinya. Sejak kepergian Youngmin seminggu yang lalu, ia benar-benar kehilangan nafsu makan dan tak tertarik lagi dengan es krim. Hari-harinya hanya berdiri di dekat pintu, sesekali membuka dan menutupnya. Berharap Papa-nya akan pulang dan mendongeng untuknya.
"Sayang...," desah Donghyun, menatap sedih putri tunggalnya. Ia sedang sakit, dan setiap ia membuka mata, ia langsung turun dan berjalan menuju pintu. Atau terkadang, ia akan membuka pintu balkon dan memperhatikan apa ada Papa-nya.
"Hyunmi kangen...," si kecil langsung meledakkan tangisnya. Youngmin tak pernah meninggalkan rumah lebih dari 2 hari, tentu saja seminggu sudah benar-benar keterlaluan bagi si kecil. Meski ia tahu Papa-nya sedang bekerja untuk beberapa performance sebagai backdancer.
"Hey... sayangnya Mama," lembut Donghyun berucap. Menyingkirkan helai rambut Hyunmi yang mulai panjang, kemudian bergumam ketika menyadari suhu tubuh Hyunmi yang semakin panas.
"Pa-Papa eng-enggak kangen Hyu-Hyunmi? Uhuk!" tanya si kecil, pilu. Sesaat kemudian, nafasnya tercekat. Menimbulkan bunyi 'ngik' yang membuat ngilu. Donghyun menghapus airmatanya, Hyunmi pasti kesakitan.
"Papa pasti kangen. Papa kan, sayang Hyunmi." Donghyun berusaha untuk tenang, meski jantungnya tak bisa kompromi. Ia tak mungkin membawa Hyunmi keluar, sementara udara sedang dingin.
Membawanya jalan-jalan?
Ide buruk.
Youngmin juga benar-benar sulit di hubungi. Donghyun sempat memeriksa pesan-pesan mereka, tak ada balasan sama sekali. Bahkan telpon juga tidak di angkat.
~Strawberry Sweetheart~
"Kalian tampil 5 menit lagi."
Youngmin baru saja selesai berpakaian. Langsung berlari menuju backstage untuk masuk bersama para backdancer yang lain.
"Kau darimana?"
"Aku baru selesai." Jawab Youngmin, memakai topinya. "Mereka membuatku menunggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanfictionAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...