February, 2003
Rencana ini sudah jauh-jauh hari. Sejak awal Donghyun membawa Hyunmi, Youngmin selalu menyimpannya di sebuah pocket note yang ia bawa sehari-hari. Segala macam rencana ia tulis di sana, tipe-tipe yang rapi dalam aktifitas sehari-hari.
Kecuali isi lemarinya, Hyunmi yang masih kecil saja tahu bahwa Papa-nya itu lumayan berantakan.
"A-ah, Joohyun-ssi?" Donghyun terkejut ketika melihat Bae Joohyun berdiri anggun di depan pintu kamar sewa murahnya.
Dan Youngmin.
Dan Hyunmi.
"Youngmin memintaku untuk mengajakmu jalan-jalan."
Tiba-tiba?
Usia mereka terpaut 9 tahun dengan Donghyun yang lebih muda. Tentu saja pemuda itu tak enak hati, "Ta-tapi Hyunmi...,"
"Supirku akan mengantarnya pada Youngmin." Ringan si wanita Bae mengucapkannya. Jantung Donghyun berdetak kencang.
"Dia... tak biasa dengan orang asing... aku takut dia kambuh lagi."
"Ada Jinyoung dan Yonghee di mobil, ia tak akan kesepian."
Donghyun berdeham, membuka sedikit lebih lebar pintunya. "Silahkan masuk, maaf berantakan."
Bae Joohyun ingin menertawai kekakuan Donghyun. Tapi dirasanya tidak sopan, wajahnya bahkan tak berubah meski hatinya terkejut dengan ukuran kamar sewa ini. Meniti setiap sudutnya, terhitung rapi untuk ruangan berpenghuni 2 pemuda dan satu bayi perempuan. Pandangannya beralih pada seorang batita yang tengah sibuk menonton disney princess di laptop, di tangannya, ada sebuah roti coklat dan bibirnya belepotan selai. Tampaknya tak menyadari keberadaan Joohyun meski jarak mereka sekitar 3 langkah.
"Sweetheart, ada Mama-nya Baebae," tegur Donghyun. Baru saja ia keluar dari kamar mandi usai berganti baju.
Menoleh, batita itu bangkit. Meletakkan rotinya di atas laptop sementara Donghyun menarik tisu basah untuk membersihkan tangan dan bibir si batita yang sudah berlumur selai. Memintanya untuk bersalaman dengan si wanita Bae.
Lagi, Joohyun di buat terkejut dengan sisi lembut Donghyun. Jarang sekali ada pemuda seperti Donghyun, Hyunmi pasti bersyukur telah memiliki Donghyun dalam hidupnya.
Oh, Hyunmi akan selalu mensyukurinya.
"Halo, Mamanya Baebae," Hyunmi mencium punggung tangan Joohyun, tersenyum lucu, "Baebae mana? Tidak ada?"
Hyunmi memang penuh keajaiban, bicaranya sudah lancar dan sedikit demi sedikit Donghyun sudah mulai mengajarinya banyak hal.
"Baebae di dalam mobil." Tersenyum pada batita yang rambutnya sepanjang bahu itu. Mengamati gembil pipinya dan Joohyun bisa mencium wangi stroberi meski si bayi baru melahap roti selai coklat.
Jinyoung benar soal wanginya.
"Sayang, ayo ganti pakaian dulu." Donghyun berlutut di depan lemari dengan sepasang pakaian di pangkuannya. "A-ah, Joohyun-ssi, maaf menunggu lama ya."
"Tidak masalah," Joohyun mengibaskan tangan. Ia tahu Donghyun membereskan bekas makan si batita, "pernah mengurus bayi?"
"Hyunmi yang pertama." Donghyun menyapukan bedak bayi ke wajah Hyunmi. Lalu menyisir rambutnya. Memakai kaus kaki dan sepatu. "Jadi... yah... harus banyak belajar."
"Tapi kau lebih baik dariku." Ucap Joohyun tulus, "Hyunmi pasti bangga denganmu."
Donghyun tertawa kecil, menyambar tas pinggangnya dan mengulurkan tangan pada Hyunmi---yang langsung masuk dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Sweetheart || Youngdong/Pacadong
FanfictionAku tak pandai berbasa-basi, tapi aku punya sebuah kisah... Tentang sebuah keluarga kecil, 2 ayah... 1 anak perempuan... (tertawa) kalian tidak salah dengar, kok... keluarga mereka memang, yah... berbeda? Ayo duduk, bagaimana kalau secangkir teh? . ...