Bab 12 - Rune Sphere

54 8 1
                                    

Dullahan itu terjatuh tepat di sebelah Yuffie yang sedang tertawa terbahak-bahak selagi berguling-guling di atas tanah dengan air mata yang mengalir keluar, setelah itu ia berhenti tertawa lalu bangkit dari atas tanah untuk menghampiri Dullahan itu yang sedang bernafas berat selagi memeluk erat kepalanya sendiri, "Hah... hah... hah... tindakan yang sangat kasar... tatapan mereka... perilaku mereka... uufffhhhh~~~"

Dullahan itu terkejut ketika melihat Yuffie yang sedang tersenyum, ia mengulurkan lengan kanannya untuk membantu Dullahan tersebut berdiri. Entah kenapa Dullahan itu menerimanya karena ia ingin sekali memiliki pasukan berguna seperti mereka yang mau memberi dirinya rasa nikmat seperti tadi, Dullahan itu mencoba untuk mengontrol diri dengan berlutut dan menyatukan kedua tapak-nya selagi memohon kepada Yuffie untuk mengampuni dirinya.

"Pfftt~ Kenapa kamu bertingkah seperti itu, tidak ada yang harus ditakutkan oleh Kakak cantik dan seksi seperti diriku. Tidak, mungkin kamu adalah Kakak cantik dan seksi yang lebih dari diriku karena kamu benar-benar bertingkah seperti, bufft...! O-Orang dewasa..." Yuffie tidak bisa menahan rasa tawa-nya karena langka sekali untuk melihat seorang Dullahan wanita yang masokis, entah kenapa itu hanya membuat Yuffie semakin tertarik dan ingin sekali menerima Dullahan itu sebagai asisten-nya juga.

"Hei, aku baru saja mengalahkan seluruh pasukan-mu itu yang lemah. Sepertinya aku hanya akan menyisakan dirimu karena aku ingin sekali berteman dengan dirimu, bagaimana jika kamu ikut...? Menjadi asisten dari sang penemu Yuffie Keiko!" Kata Yuffie sambil menepuk dada-nya, Dullahan itu bangkit lalu memegang erat kedua bahu Yuffie sambil menunjukkan ekspresi yang terlihat sangat senang karena ia sendiri yang mengajak-nya, "B-Benarkah!? Kamu ingin menerima diriku sebagai rekanmu!? Tentu saja, aku akan menjadi asistenmu yang siap untuk menerima hukuman atau perilaku kasar apapun...!"

"Kalau begitu, hah... hah... hah... biarkan aku menjadi seorang Dullahan yang melindungi kalian, aku pantas untuk dijadikan sebagai perisai yang dapat menahan serangan apapun kecuali kesucian! Aku siap menerimanya kapanpun...! N-Namaku adalah Leena... Dullahan seperti diriku memiliki nama, y-ya itu Leena. A-A-Aku mohon... terimalah diriku sebagai perisai kalian semua!" Kata Leena sambil menggoyangkan pantat-nya dan menepuk dadanya beberapa kali menggunakan kepalanya sendiri.

"Yap, tentu saja tidak, kau aneh." Kata Latifa yang baru saja datang, tatapan-nya terlihat datar dan tentunya Tifani akan sangat menikmati memperlakukan Leena dengan sangat kasar, penolakan itu membuat Leena terangsang bahkan ia menatap Tifani dengan tatapan penuh nikmat ketika melihat seorang gadis kecil yang begitu imut, "Umffhh~ Gadis kecil...! Gadis kecil benar-benar yang terbaik...!!!" Leena memeluk Latifa erat sehingga Latina menjerit dan jeritan itu terus di jeda oleh Tifani yang mencoba sekuat mungkin untuk tidak menerimanya.

"Aaahhhhh--- Kau aneh--- Ahhhh--- Tetapi itu tidak maksud aku menerima-mu atau ti--- Ahhhh--- Sepertinya Tifani tidak." Yuffie menahan tawa-nya ketika melihat Latina dan Tifani mengalami waktu yang sulit dalam berbicara, salah satunya merasa takut dan satunya lagi mencoba untuk tidak menunjukkan rasa peduli kepada Leena, "A-Aku! Bisa menjadi perisai-mu...!"

Tidak lama kemudian, Yuffie meminta Latifa untuk menerima Leena agar mereka mendapatkan jatah es krim yang lebih lezat lagi. Rasa penolakan muncul di dalam diri Latina dan Tifani tidak begitu keberatan karena ia bisa memperlakukan Leena kasar kapanpun. Latina mencoba untuk membiasakan diri karena ia mudah terbiasa, sudah pasti tawaran Yuffie menang kembali dan Leena merasa sangat senang sehingga ia menundukkan kepalanya kepada Yuffie.

"Semoga aku bisa menjadi seseorang yang berguna bagi dirimu, Yuffie!" 

"Yap, semoga saja. Sebelum itu, apa tujuanmu datang ke tempat ini?" Tanya Yuffie sambil melihat sekeliling, ketika ia mencoba untuk menatap Leena, dirinya sudah menghilang karena Leena saat ini sedang memeluk Latifa dari belakang. Tubuh mungil dan lembutnya itu membuat Leena terangsang sehingga Latifa menikmati es krim itu sambil menepuk kepala Leena beberapa kali dan menjadikannya sebagai bola basket yang di tepuk beberapa kali dengan daratan, "Umfffhhh~~~ Perlakukan lebih kasar lagi, Latifa~"

The Inventor: ~Elf yang Mengubah Dunia~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang