3. Why? 💔

22.7K 1.6K 71
                                    

Cinta gak harus memiliki alasan, aku cinta kamu karena kamu spesial.

Sudah dua jam lamanya Vega pingsan, dan itu membuat Archer panik, ia bahkan hendak membawa Vega ke rumah sakit tapi teman temannya menghadang dengan alasan Bu Wati. Sekolahnya memang memiliki peraturan yang sangat ketat, tidak memandang itu anak dari donatur maupun anak pemilik sekolah.

"Kenapa Vega bisa pingsan?" tanya Archer kepada Alesta. Iya, Alesta menelepon Archer waktu Vega pingsan karena ia bingung hendak meminta bantuan ke siapa, karena pas kejadian di kelas hanya ada dirinya dan Vega.

"Dia belum sarapan," jawab Alesta, cewek itu sibuk mengusap usap hidung Vega menggunakan minyak kayu putih.

"Hah?" Archer membeo, tadi pagi ia sudah tanya kepada Vega tapi ternyata cewek itu berbohong kepadanya.

"Iya, keknya sih gara gara keluarganya," timpal Alesta.

Rahang Archer seketika mengeras, ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Archer sudah pernah membujuk Vega untuk pergi dari rumah itu, tapi Vega menolak mentah mentah. Vega adalah perempuan yang kuat, Archer sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyakiti hati Vega dan tidak akan pernah meninggalkan cewek itu.

"Bangsat!" umpat Archer.

Bertepatan dengan umpatan yang keluar dari bibir Archer, Vega sadar. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, pertama yang ia rasakan saat membuka mata adalah kepalanya yang berdenyut serta perutnya sakit.

Alesta lantas memeluk Vega. "Akhirnya lo sadar, gue tinggal dulu ya. Kak Archer udah nungguin lo daritadi," ucap Alesta lalu melepas pelukannya, cewek itu kemudian meninggalkan Vega yang tampak bingung, karena seingatnya ia sedang berada di kelas tapi mengapa sekarang ada di tempat yang sangat ia benci?

"Kapan terakhir kamu makan?" tanya Archer dingin.

Vega tahu Archer sedang marah kepada dirinya, karena ia telah berbohong kepada Archer.

"Maaf," cicit Vega.

"Jawab!" bentak Archer, cowok itu lantas mengatur nafasnya, ia kemudian memegang punggung tangan Vega lembut.

"Maaf, aku gak bermaksud buat bentak kamu," ucap Archer penuh sesal.

"Gak papa kok aku ngerti, maaf aku udah bohong sama kamu, aku ngerasa terlalu ngerepotin kamu, Ar," ucap Vega.

Archer bingung, merasa aneh dengan sifat Vega yang seperti ini. Karena tidak biasanya cewek itu sungkan meminta pertolongan kepada dirinya.

"Aku itu paling benci kalo ada orang yang bohongin aku," ucap Archer membuat Vega tersenyum.

"Terus kenapa kamu jadi gini?" tanya Archer.

Vega mengernyit bingung. "Gini? Maksudnya?"

"Bohong sama aku."

Vega menunduk takut, ia tidak berani menatap Archer yang sepertinya tengah kecewa padanya.

"Ve," panggil Archer lembut. Vega menoleh dan menatap Archer dengan sendu, ia benci jika harus menangis di depan Archer, ia hanya tidak ingin terlihat lemah di mata Archer. Sudah cukup Vega merepotkan cowok itu, ia sudah dewasa harusnya ia tidak terlalu manja kepada Archer.

"Aku bisa atasin ini sendiri, kamu bisa tinggalin aku di sini?" Vega memohon membuat Archer tidak tega jika harus menolak gadis itu.

Archer mengusap kening Vega lembut, Archer kemudian beranjak dari duduknya.

"Aku beliin kamu makanan, dimakan ya, jangan lupa obatnya udah aku siapin juga, get well soon my princess," ucap Archer sambil mengelus puncak kepala Vega, Vega membalasnya dengan senyuman lalu mengangguk.

I'M LONELY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang