19. What's wrong? + cast

14.7K 1K 65
                                    

Lucunya orang lain dianggap saudara tapi saudara malah seperti orang lain.

Matanya terbuka, lagi-lagi ia harus ke tempat ini. Vega mengedarkan atensinya, ia mendapati Abim yang tengah menatapnya sembari tersenyum kecil. Lelaki itu beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah Vega.

Dalam hati Abim sangat bersyukur karena Vega sadar dari pingsannya, ia sempat khawatir karena selama dua jam Vega tak kunjung membuka matanya.

"Apa yang sakit?" tanya Abim khawatir.

Vega menggeleng lesu, rasa sakit di kepalanya sudah berkurang. Ia sangat berterima kasih dengan Abim karena telah membawanya ke rumah sakit.

"Aku mau balik ke sekolah," ucap Vega lirih.

Abim menggeleng cepat, bisa-bisanya gadis ini ingin bersekolah padahal dirinya masih sakit. Ia lantas menolak permintaan Vega dengan alasan kesehatan gadis itu.

"Gak, lo di sini sampai bener-bener sembuh."

Vega berpikir sejenak, jika ia di sini makan uang siapa yang akan ia gunakan untuk membayar biaya rumah sakit. Bahkan ia masih memiliki hutang kepada kedua orang tuanya. Uang untuk sekolah juga masih belum ada, Vega sekarang bingung, kepalanya sering sakit dan itu bisa membuatnya untuk tidak fokus bekerja.

"Gak usah, Kak. Aku udah enakan kok, " ujar Vega jujur, ia sudah merasa baikan sekarang.

Abim yang tak mau berdebat pun lantas mengangguk ucapan Vega, tapi sebenarnya ia merasa khawatir dengan gadis itu, tapi ia juga tidak ingin berdebat sekarang. Abim tidak mau memaksa Vega.

Susah payah Vega mencabut selang infus di lengannya. Ah ia lupa, tangannya diperban karena ia menggenggam silet tadi, Vega lantas meringis saat perbannya tersenggol. Ia bodoh, harusnya ia tidak melakukan hal itu tadi. Tapi sebenarnya Vega sedikit menikmati saat silet itu menancap di tangannya.

Bukan psikopat, tapi ia menderita gangguan mental self injury.

Abim membantu Vega untuk berjalan, berjaga-jaga agar gadis itu tidak jatuh karena keadaan Vega yang masih lemah.

"Apa gue anter pulang?" tanya Abim.

Mendengar kata pulang, membuat Vega sedikit tersenyum miris. Ia pergi bersekolah ingin menghindari rumah, tapi Abim malah ingin mengantarkannya pulang. Sebenarnya Vega ingin diperhatikan saat sakit, tetapi itu hanyalah angannya yang terlalu tinggi. Ia berhenti berharap terlalu tinggi pada keluarganya karena jelas mereka tidak akan pernah menerima kehadirannya.

"Sekolah aja, sayang kalau ketinggalan pelajaran," ucap Vega masih bersikukuh.

"Yaudah ayo."

******

Sesampainya di kelas, Vega langsung melangkahkan kakinya menuju kelas. Sebelum itu ia mengucap terima kasih kepada Abim.

Vega berjalan lesu, ia bernafas lega karena sedang tidak ada guru yang mengajar di kelasnya, setidaknya ia tidak mencari alasan karena ia sedang malas untuk berpikir.

Baru saja mendudukkan dirinya di bangku, suara cempreng milik Gavina membuat Vega memutar bola matanya malas.

"Lo kok baru masuk?" tanya Gavina heran.

I'M LONELY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang