41. What happend? 💔

14.9K 1K 59
                                    

Hanya ingin dipedulikan, sesingkat itu tapi mereka tidak paham.


Semua begitu melelahkan. Berjalan seorang diri tanpa tahu arah tujuan, dari awal ini adalah salahnya. Dunianya runtuh, tidak ada lagi harapan baginya. Berjalan tanpa arah membuat Vega terlihat seperti orang linglung, ditambah keadaanya yang sangat kacau. Gadis itu masih terus memeluk hoodie yang diberi Archer.

Banyak pasang mata yang melihat Vega dengan tatapan aneh tetapi gadis itu tidak peduli, ia bahkan berjalan dengan tatapan kosong tidak peduli orang-orang yang menatapnya seperti menatap orang gila.

Ia sangat ingat jelas bagaimana Archer mengatakan jika memang lebih baik hubungannya dengan lelaki itu selesai, nyatanya Vega tidak sanggup. Ini juga salahnya, seharusnya dulu ia mendengarkan penjelasan Archer terlebih dahulu. Sia-sia jika ia harus memohon kepada Archer, Vega benar-benar menyesal.

Entah mengapa langkah gadis itu membawanya ke sebuah taman. Vega memilih untuk duduk di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan danau buatan. Sejenak ia menatap liontin yang pernah Archer berikan padanya, ia tersenyum sendu saat mengingatnya.

"Kamu kenapa, Ara?"

Vega menoleh dan mendapati Arkan yang sudah duduk di sampingnya. Lelaki itu melihat penampilan Vega yang sangat kacau kemudian menghela nafasnya pelan.

"Habis hujan-hujanan?" tanya Arkan hanya dijawab anggukan saja oleh Vega.

"Bisa tinggalin aku sendiri? Aku gak mau diganggu."

Arkan mengusap rambut Vega dengan penuh kasih sayang, lelaki itu melepas  jaketnya lalu memakaikannya pada tubuh Vega, terlihat lucu karena Vega memakai jaket yang kebesaran.

"Saya gak bisa ninggalin pasien saya," jawab Arkan enteng, lelaki itu menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Kalau Arkan gak mau pergi biar aku aja," ucap Vega lalu berdiri dari duduknya. Refleks, Arkan mencengkram pergelangan tangan lalu menarik Vega agar kembali duduk di tempat semula. Vega yang sedang tidak mood untuk berdebat hanya mengikuti permintaan dengan raut yang tak ikhlas. Bukannya terlihat menyeramkan malah terlihat imut di mata Arkan.

"Saya mau bicara sesuatu sama kamu, Ara. Ini mengenai Archer."

Pernyataan Arkan membuat Vega menatap kedua mata lelaki itu dengan tatapan penasaran. Apapun yang berhubungan Archer pasti ia tidak akan tinggal diam.

"Archer kenapa?" tanya Vega.

"Archer itu sepupu saya."

Vega membulatkan kedua matanya sempurna, gadis itu mencari kebohongan dari gerak-gerik Arkan tetapi hasilnya nihil. Tapi mengapa sifat keduanya berbeda? Arkan dengan sifat serius dan tegasnya, serta Archer yang kadang masih labil akan keputusannya.

"Arkan gak bohong?"

"Ngapain saya bohong sama kamu, Ara. Itu tidak berguna," jawab Arkan.

Vega menunduk. Arkan berbicara mengenai Archer saat keadaan tidak tepat, padahal baru saja hati Vega dipatahkan dengan Archer dan sekarang ia harus terpaksa mengingat lelaki itu lagi, padahal niatnya pergi ke sini ia ingin melupakan sejenak perihal Archer. Tetapi Arkan dengan santainya datang dan mulai berbicara mengenai Archer, memang ini juga salahnya. Entah mengapa setiap ada kata 'Archer' maka Vega akan lupa dengan tujuan utamanya. Seperti ia ingin melupakan lelaki itu, nyatanya itu hanyalah sebuah wacana karena semakin dilupakan maka akan semakin teringat.

I'M LONELY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang