Malam ini terasa mengesalkan bagi Archer, lelaki itu tampak memalingkan wajahnya saat Maura terus menatapnya tanpa kedip. Archer risi dengan penampilan Maura yang menurutnya kekurangan bahan, bagaimana tidak, gadis itu nampak mengenakan hotpants dan baju lengan pendek.
Warung Mbah juga lumayan ramai malam ini, banyak anak Petrichor Car, yang berkumpul. Sejujurnya Archer tak mengajak Maura ke sini, tetapi gadis itu terus memaksanya, jika ia tidak mau Vega lah sasarannya.
Archer melepas jaketnya dan memberikan pada Maura.
"Buat apa?" tanya Maura sambil mengernyit bingung.
"Gue gak suka penampilan lo yang kek begini, pake gak usah banyak bacot," ujar Archer sinis. Lelaki itu melangkahkan kakinya hendak masuk ke dalam Warung Mbah dan memesan beberapa makanan.
Tiba-tiba ia mengingat Vega, gadis itu sedang apa sekarang? Penampilan Vega di sekolah tadi pagi membuat Archer dilanda rasa khawatir, ia tahu gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Tapi yang dilakukannya kini hanyalah diam, ia tidak mau membuat Vega semakin sakit nantinya.
Pesanannya datang, Archer menyodorkan ayam geprek ke arah Maura. Archer tahu persis tatapan gadis itu, tatapan yang mengisyaratkan jika Maura tidak suka makan di pinggir jalan seperti ini.
"Lo tenang aja, di sini higenis kok," ujar Archer sedikit menekankan dua kata terakhir.
Maura menatap ragu makanan di depannya, gadis itu mengambil sendok. Mengambil saja, tanpa berniat untuk lanjut makan. Ia menatap ragu ke arah Archer yang dengan tenang menyantap makanannya.
"Eh ada pak wakil nih," ujar Vauzan saat lelaki itu baru memasuki warung Mbah. Lelaki itu tidak datang sendiri, melainkan bersama Gean yang berpenampilan sangat keren. Entahlah, mungkin habis PDKT sama cewek barunya.
"Berisik lo, Jan," ujar Archer tak terima, pasalnya ia terganggu dengan kehadiran Vauzan dengan suara seperti toa.
"Sorry, atuh Ar," ucap Vauzan diakhiri kekehan kecilnya.
"Gue mau umumin buat anggota inti Patrichor Car, nanti ngumpul di rumah Abim," ujar Vauzan sedikit keras agar anak-anak Patrichor Car dapat mendengar apa yang diucapkannya.
"Ge, lo ikut kan nanti?" tanya Vauzan.
"Gak tau, gue nanti mau jalan sama Gavina. Kalau jadi sih," ucap Gean sambil menghisap rokoknya.
Archer meneliti penampilan Gean yang seperti itu. Ia menghela nafas kesal, jiwa-jiwa fakboi dalam diri Gean tak kunjung hilang. Apalagi sekarang, mangsa baru cowok itu adalah Gavina si cewek polos yang bersahabat dengan Vega.
Sempat bingung karena tidak biasanya mereka akan berkumpul di rumah sang ketua. Bahkan Archer baru menyadari jika Abimana tak menampilkan batang hidungnya di sini. Archer melirik Maura sebentar, ia mendengus kesal karena Maura sama sekali tidak menyentuh makanannya tetapi hanya minum es teh manis. Maura berbeda dengan Vega, gadis itu selalu makan di kafe ataupun tempat mahal lainnya, berbeda dengan Vega yang makan di mana saja asalkan halal.
"Ar, aku gak bisa makan makanan ini," ucap Maura dengan nada manja, hal itu tidak membuat Archer merasa melting, malahan ia jijik dengan nada bicara Maura yang terkesan dibuat-buat.
"Banyak mau lo, Vega mau aja di tempat gini," ujar Archer membanding-bandingkan Maura dengan Vega. Jelas saja Maura tidak terima jika harus dibanding-bandingkan dengan Adik yang sangat ia benci itu.
"Kamu jangan bandingin aku sama dia dong," ujar Maura tak terima.
Archer tertawa sinis, memang seperti itu kebenarannya tapi Maura malah tak terima.
![](https://img.wattpad.com/cover/228364586-288-k318332.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M LONELY (REVISI)
Teen FictionIni adalah kisah Vega Aurora. Namanya indah namun tak seindah kehidupannya. Vega tidak pernah dianggap, ia selalu terbuang. Vega ingin bahagia, tapi mereka tidak pernah peduli. Salahkah ia berharap keluarganya berubah? Mungkin itu hanya semu, nyatan...