24. Permintaan Maura

13.8K 1K 30
                                    

Tangan kanannya terkepal kuat hingga buku jarinya memutih. Tak hanya itu, wajah merahnya semakin mendominasi bertanda saat ini ia sangat marah. Lebih tepatnya marah kepada dirinya sendiri. Archer menggeleng kuat, ia sangat ingin meninju perempuan di hadapannya ini, sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah diam, membiarkan apa yang akan Maura katakan padanya.

Mata tajam terus menelusuri gerakan aneh dari Maura, Archer mengeratkan gigi gerahamnya saat Maura memintanya untuk kembali menjauhi Vega.

"LO PIKIR GUE BONEKA LO?!" bentak Archer tak terima, sayangnya kali ini ia tidak bisa bergerak karena kedua bodyguard Maura menahan pergerakannya.

Maura tersenyum smirk, ia paling benci jika ada seseorang yang menolak permintaannya. Maura bisa saja menyuruh kedua bodyguardnya untuk menghabisi Archer saat ini juga, tapi ia tidak bisa karena rasa obsesinya kepada Archer yang sangat besar. Apapun akan ia lakukan agar Archer terus bersamanya, tidak peduli dengan hal apapun itu.

"Kamu bakal tau akibatnya, Ar," ancamnya.

Jelas Archer tahu ancaman itu, ancaman yang akan membuat Vega semakin menderita dan tentu saja Archer tidak akan membiarkan hal itu kembali terjadi. Sudah cukup ia melihat Vega yang hidup dalam kepura-puraan. Kali ini Archer akan tetap pada pendiriannya, ia sudah tidak lagi takut akan ancaman Maura. Walaupun dirinya tahu, Maura tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"LEPASIN GUE KEPARAT!" bentak Archer kepada dua orang berbadan besar yang tengah menahan kedua lengannya.

"Lepasin," perintah Maura.

"Aku masih baik hati buat kasih kamu waktu, Ar. Besok aku tunggu kamu di sini, pastikan kamu gak bakal nyesel," ujar Maura. Gadis itu lalu pergi meninggalkan Archer yang masih tersulut emosi.

Archer benci, sangat benci. Untuk sekarang ia benar-benar takut. Archer tidak mau membuat Vega terluka, tapi keadaan yang selalu tidak adil padanya. Dengan perasaan yang masih kalut, Archer memutuskan untuk pergi ke basecamp Patrichor Car, jabatan Archer saat ini adalah sebagai ketua. Sebenarnya ia menolak, tapi saat ini Patrichor Car membutuhkan seorang pemimpin yang sepertinya.

Mobilnya ia lajukan dengan kecepatan penuh, tidak peduli pengguna jalan lain yang tengah memberinya umpatan kasar. Archer sedang emosi, tetapi ia tidak pandai melampiaskan. Tiga puluh menit berlalu, Archer sampai di basecamp. Lelaki itu langsung memasuki sebuah ruko di mana seluruh anggota Patrichor Car berada. Ia mendudukkan dirinya di atas sofa, banyak teman-temannya sekarang. Ada Gean yang sedang bermain PS dengan Vauzan, dan Abim yang tengah memainkan ponselnya.

Archer duduk di sebelah Abim, ia mengacak rambutnya kasar dan itu menarik perhatian Abim.

"Lo kenapa?" tanyanya.

Archer menghela nafas kasar. "Gue bingung, Bim. Gue capek hidup dalam tekanan Maura," jawab Archer.

"Kenapa lagi tuh si mak lampir?" tanya Gean menyahut.

"Gue kesel aja sama dia."

Abim tahu, Archer dan Vega sudah balikan. Sebenarnya ia tidak rela, tapi selama Vega bahagia ia akan senang walau itu mengorbankan perasaanya. Abim akan terus menjaga Vega dari kejauhan, jika Archer kembali menyakiti gadis itu maka ia tidak akan tinggal diam.

Suasana saat ini ramai, tidak ada anak inti saja tetapi ada beberapa anggota di luar sekolah mereka yang tengah hadir sekarang.

Perasaanya semakin kalut, ia takut salah langkah. Archer tidak bisa jika harus meninggalkan Vega, tapi keadaan memaksanya untuk pergi dari kehidupan gadis itu.

"Bim, gue mau cerita. Tapi gak di sini," ucap Archer, ia sangat butuh ketenangan sekarang.

Tanpa banyak bicara Abim langsung berdiri dan berjalan keluar, diikuti Archer di belakang lelaki jangkung itu.

I'M LONELY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang