46. Bahagia sekali❤

17.6K 1.1K 82
                                    

Seperti tidak percaya jika mereka akan berubah dalam satu malam:)






Keesokan harinya masih di tempat yang sama dengan suasana yang sama pula. Orang-orang berlalu lalang, entah itu menjenguk kerabat yang sakit atau hanya sekedar memeriksakan diri. Di sini Vega berada, sebuah ruangan dengan bau khas obat-obatan yang sangat kental, jujur Vega sebenarnya tidak terlalu suka berlama-lama di tempat ini dan rasanya ia sangat ingin pergi sekarang.

Keadaan semua baik-baik saja, termasuk hubungannya dengan keluarga besar yang kian membaik. Vega tidak menyangka jika akhirnya ia bisa dianggap di antara mereka semua tapi satu hal yang masih Vega tidak ketahui. Apakah Riska sudah menerimanya? Kenyataannya belum ada jawaban karena wanita itu yang masih memejamkan matanya dengan erat, seperti nyaman berada di posisi seperti itu.

Vega tersenyum tipis lalu membuka mulutnya lebar saat Ariva, neneknya menyodorkan sesendok bubur di hadapannya. Semua nampak berkumpul di ruangan Vega sekarang, keadaan gadis itu juga sudah membaik seiring berjalannya waktu. Walaupun keadaannya membaik, tetapi Vega belum merasa lega jika Riska tak segera membuka kedua matanya. Semua terasa percuma jika wanita itu terus memejamkan matanya.

Atmosfir mendadak hening saat menyadari kedatangan Archer yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Lelaki itu bersalaman kepada orang yang lebih tua di ruangan ini lalu berjalan ke arah Vega, sesampainya di hadapan gadis itu, Archer mencubit hidung Vega dengan gemas dan juga mengacak rambut gadis itu dengan penuh kasih sayang.

"Kebiasaan banget," ucap Vega sembari merapikan rambutnya yang berantakan akibat ulah Archer, tak hanya itu Vega juga mengerucutkan bibirnya kesal. Bukannya terlihat galak malah terlihat imut di mata Archer.

"Oma, Archer suka ganggu Vega," adunya kepada Ariva, sementara wanita itu hanya tersenyum tipis. Maklum masih remaja, pikirnya.

"Sayang, kita semua mau pulang dulu ya? Mau mandi sama ambil beberapa pakaian, kamu di sini sama Archer ya?" pamit Ariva lalu beranjak dari duduknya. Sebelum benar-benar pergi wanita itu mengecup dahi Vega dengan lembut, menyalurkan rasa kasih sayang yang tak pernah ia berikan kepada gadis se sabar Vega.

Anggukan kepala saja sebagai respon ucapan Ariva, sementara wanita itu langsung keluar bersamaan dengan Reno, Helga dan Maura yang berjalan ke arahnya. Reno mengecup puncak kepala Vega lalu berjalan keluar dari ruangan gadis itu, Helga pun sama. Berbeda dengan Maura yang berdiri tepat di samping Vega dengan raut yang tak bisa diartikan, jujur Vega sedikit takut dengan tatapan Maura yang seperti itu. Bahkan sekarang Vega berpikir, apakah Maura masih membencinya?

Gelak tawa memenuhi ruangan, kini yang tersisa hanya Maura, Vega dan juga Archer. Melihat Maura yang tertawa seperti itu membuat Archer dengan sigap melindungi Vega di belakang punggungnya.

"Aduh, kalian ini kenapa sih? Tegang amat," ucap Maura yang masih terkekeh di tempatnya.

Archer dan Vega saling berpandangan lalu kembali menatap Maura dengan bingung. Sebenarnya ada apa ini?

"Kak Maura-" Maura memotong ucapan Vega lalu memeluk adiknya itu dengan erat, seakan mengisyaratkan bahwa ia sangat beruntung mempunya adik setegar Vega.

Refleks Vega membalas pelukan gadis itu, nyaman. Ternyata seperti ini rasanya dipeluk oleh seorang kakak, dan Vega berharap ia bisa terus merasakan kehangatan dalam keluarganya. Do'anya terkabul, akhirnya ia bisa merasakan dianggap keluarga, tidak sia-sia selama ini ia berdo'a. Vega sangat-sangat berterima kasih kepada Tuhan yang mendengar permintaannya seperti tidak menyangka jika semua bisa berubah dalam semalam. Kecelakaan itu membawa suka dan duka, suka karena Vega akhirnya bisa bahagia di tengah-tengah keluarganya dan duka karena Riska berada di ambang batas kematian. Sekarang Vega bingung, haruskah ia berkorban agar Riska selamat?

I'M LONELY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang