Tidak mempedulikan hari yang mulai malam lelaki berhoodie hitam itu mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Setelah mendapat kabar terjadi sebuah kecelakaan, Archer langsung melesat ke tempat kejadian. Hatinya merasa tidak tenang, pikirannya tertuju pada Vega. Archer tidak bisa membayangkan jika korban tersebut adalah Vega, mantan pacar yang masih sangat disayanginya.
Sesampainya di sana Archer langsung memarkiran motornya dengan asal. Lelaki itu berlari menghampiri kerumunan orang-orang. Raut wajahnya pias, dengan tangan bergetar Archer membuka penutup tubuh sang korban. Kini yang ia harapkan adalah bukan Vega yang berada di situ.
Perlahan namun pasti Archer membuka penutup itu, nafasnya tercekat saat menyadari wajah sang korban sudah tidak bisa dikenali alias hancur. Archer membekap mulutnya tak percaya, lelaki itu lantas menangis sejadi-jadinya. Ini tidak mungkin Vega, gadis itu sudah berjanji untuk tidak meninggalkannya seperti ini apalagi meninggalkan dengan cara tragis.
"Gak mungkin, ini bukan kamu kan Ve?" Archer menangis sembari memeluk jasat itu, nafasnya memburu karena kini ketakutannya benar-benar terjadi.
"ARCHER!"
Yang dipanggil menegang di tempatnya. Ia sangat mengenali suara itu, saat Archer menoleh di seberang sana terdapat seorang gadis yang sudah lama mengisi relung hatinya. Ia menatap gadis itu tak percaya. Yap, Archer melihat Vega di seberang jalan, dan entah apa yang sedang dilakukan gadis itu.
Archer mengusap wajahnya dengan kasar, ia mengerjapkan matanya beberapa kali memastikan jika seseorang di seberang sana adalah Vega. Sekarang Archer benar-benar tahu, ia tidak bisa jika harus tanpa Vega. Buktinya sekarang ini, Archer mengira jika orang yang kecelakaan tadi adalah Vega. Perasaan Archer kali ini adalah malu sekaligus kesal. Malu karena salah orang, dan kesal karena Vega memanggil namanya tanpa berdosa, dalam hati ia mengutuk perasaannya yang seperti ini.
Vega tersenyum kecil melihat Archer yang menatapnya dengan bingung. Pasti lelaki itu mengira jika dirinyalah yang menjadi korban kecelakaan padahal kenyataannya tidak. Vega di sini karena ia ingin mengambil tas nya yang ketinggalan di hotel, saat melihat Archer yang tengah menangis di sini ia berniat untuk menghampiri lelaki itu. Melihat Archer yang sepertinya tidak bisa jika dirinya pergi membuat gadis itu tidak tega.
Sekarang, Vega akan memutuskan untuk menerima Archer kembali. Ia akan melupakan kejadian pahit di antara mereka, mungkin saat ini adalah hal yang paling pas untuk memulai semua dari awal. Vega akan memulai dan berusaha untuk menerima keadaan, dan saat ini ia akan mencoba damai dengan keadaan lalu ia bisa bahagia.
Kini matanya tertuju pada Archer, gadis itu mulai menyebrang untuk menghampiri Archer dan tak lupa Vega juga tersenyum sangat lebar. Berbeda dengan lelaki itu yang nampak tegang, pasalnya sebuah mobil dari arah barat melaju sangat kencang di sana juga ada Vega yang masih di tengah jalan. Archer merasa was-was, mobil itu tetap melaju dengan kecepatan tinggi hingga suara Archer memecah keheningan.
"VEGAA AWASS!!" lelaki itu berlari hendak menyelamatkan Vega, tapi ia terjungkal saat menginjak tali sepatunya sendiri.
Brukk
"VEGAAAA!!" teriak Archer sembari berlari menghampiri tubuh Vega yang terpental beberapa meter dari kejadian.
Archer langsung menepuk pipi Vega pelan dan menaruh kepala gadis itu di pahanya. Sayup-sayup mata Vega terbuka, gadis itu tersenyum menatap Archer yang sudah menitikkan air matanya.
Darah keluar dari mulut Vega dengan banyak membuat Archer mengelus puncak kepala Vega pelan, lelaki itu mengecup dahi Vega berharap Vega masih bisa bertahan.
Tangan Vega terulur untuk membelai pipi Archer, gadis itu terbatuk saat hendak mengucap kalimat sesuatu.
"Ar-cher, m maaf," ucap Vega terbata-bata.
![](https://img.wattpad.com/cover/228364586-288-k318332.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M LONELY (REVISI)
Teen FictionIni adalah kisah Vega Aurora. Namanya indah namun tak seindah kehidupannya. Vega tidak pernah dianggap, ia selalu terbuang. Vega ingin bahagia, tapi mereka tidak pernah peduli. Salahkah ia berharap keluarganya berubah? Mungkin itu hanya semu, nyatan...