Sesuai permintaan Abim kemarin. Vega mengajak Alesta untuk pergi jalan-jalan, ini adalah salah satu rencana agar keduanya bisa dekat. Dan Vega sudah mengatur semuanya, kini tinggal menjalankan. Vega berharap agar semua berjalan dengan baik, karena Vega sangat ingin melihat Alesta dan Abim jadian. Ini adalah momen langka karena Abim menyukai gadis cerewet seperti Alesta.
Vega langsung menarik tangan Alesta meninggalkan Mauren dan Gavina yang tengah adu mulut. Vega membawa Alesta sedikit jauh dari kedua sahabatnya.
"Kenapa lo, Ve?" tanya Alesta heran, tidak biasanya gadis itu menarik-narik tangannya seperti ini.
"Anterin gue ke toko buku ya?"
Alesta mengernyit. "Yang lain gak lo ajak?" tanya Alesta heran.
"Ta, plis lah. Mereka nanti ada acara jadi gak bisa ikut," ucap Vega memaksa.
Tanpa berpikir panjang Alesta hanya mengangguk saja, lagi pula nanti ia tidak ada acara apa-apa. Kasihan juga jika ia menolak ajakan Vega, sahabatnya yang satu ini tengah patah hati.
"Yaudah."
*******
Di sinilah mereka berada, di toko buku sesuai rencana Vega.
Gadis itu bersembunyi di belakang tumpukan kardus, dari jauh Vega melihat Alesta yang sedikit kesal karena ia tak segera kembali. Bahkan Alesta menelponnya berpuluh-puluh kali.Vega tersenyum simpul ketika Abim sudah mendekati Alesta, dengan segera Vega mengirimi Alesta pesan.
Ta, gue duluan ya! Perut gue tiba² mules. Lo minta anter kak abim aja ya.
Have fun!Alesta: bgst lo Ve, awas ae lo!
Vega terkikik geli membaca jawaban Alesta. Dengan segera ia meninggalkan tempat ini, baru beberapa langkah ia sudah disuguhkan dengan pemandangan yang tak mengenakkan mata dan hati. Setiap melihat Archer bersama perempuan lain hatinya terasa sakit, Vega terlalu cinta hingga ia sulit untuk melupakan lelaki itu.
Mencoba biasa-biasa saja dengan pemandangan di depannya. Vega menetralkan detak jantungnya yang tak stabil lalu kembali berjalan melewati keduanya.
"Lo ngapain di sini?" pertanyaan itu di tujukan untuk Vega. Maura menatap Vega dengan pandangan tak suka.
"Ini tempat umum, Kak," jawab Vega datar.
"Udah sayang, gak usah ladenin," ucap Archer kepada Maura.
Di mana hati Archer? Lelaki itu berkata tanpa mempedulikan perasaan Vega. Semua sudah semakin jelas, Archer memang sudah benar-benar berubah. Vega tidak bisa melupakannya, andai waktu bisa diputar mungkin ia tidak akan berpacaran dengan Archer hari itu.
Vega mengabaikan perkataan Archer walau hatinya sakit. Ia lantas kembali berjalan dengan langkah lebar. Sesegera mungkin ia ingin meninggalkan tempat ini karena Vega tidak sanggup melihat kedekatan Archer dan Maura.
******
"Archer dan Maura akan segera menikah."
Deg
Jantungnya berpacu dengan cepat, air mata sialan itu lolos seketika. Vega menggeleng tak percaya, apakah sanggup ia jika melihat orang yang disayanginya menikah dengan orang lain, apalagi menikah dengan kakaknya sendiri.
Vega mempertanyakan di mana letak hati kedua orang tuanya? Apa di sini mereka tidak bisa melihat Vega yang tersiksa? Beribu cara sudah dilakukan tapi semua terasa percuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M LONELY (REVISI)
Roman pour AdolescentsIni adalah kisah Vega Aurora. Namanya indah namun tak seindah kehidupannya. Vega tidak pernah dianggap, ia selalu terbuang. Vega ingin bahagia, tapi mereka tidak pernah peduli. Salahkah ia berharap keluarganya berubah? Mungkin itu hanya semu, nyatan...