39. Confused💔

16.2K 1.1K 116
                                    

-Berusaha untuk melupakannya, namun percuma tak bisa melepaskannya.- Reza Darmawangsa.

Pikirannya terus dipenuhi dengan nama Vega. Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis itu hingga membuat dia ingin segera mengakhiri hidupnya. Dadanya sesak setiap ia harus berpura-pura membenci Vega, ego dan hatinya berbanding terbalik. Ego menginginkan agar Archer melupakan Vega tetapi hati kecilnya menolak, dan hal itu membuat Archer  bingung. Menjaga Vega dari jauh, mungkin hanya itu yang ia bisa lakukan sekarang.

Mata tajamnya menatap pemandangan kota Jakarta dari atas, hamparan awan mendung semakin membuat Archer kalut. Kali ini ia tidak bisa melakukan apapun, bukan karena Maura, tetapi ini adalah satu cara agar ia bisa dengan segera melupakan Vega.

Ia sadari dirinya memang brengsek dan plin plan atas hubungannya dengan Vega, dan sialnya ini harus ia hadapi dengan perasaan bimbang.

Archer menginjak rokoknya yang masih tersisa setengah, lelaki itu pertama kalinya merokok. Setelahnya Archer langsung mendudukkan dirinya dan kakinya ia biarkan menjuntai ke arah bawah gedung yang tinggi.

Tidak ada yang lebih nyaman selain duduk sendirian di atas gedung dan menikmati pemandangan kota Jakarta yang macet, hanya itu pelariannya sekarang. Di sini juga saksi bahwa Vega pernah sangat berarti baginya, tapi sekarang? Archer bahkan tak mengetahui.

Ke depannya, apa ia bisa melupakan Vega? Rasanya berat bahkan sangat berat. Hal itu membuat Archer frustasi sekaligus kesal.

Archer berdiri dan menghirup oksigen sedalam-dalamnya.

"BANGSATT!!!" teriaknya dari atas gedung.

Ia merasa lega jika berteriak dari sini. Bebannya sedikit terangkat.

"Kenapa?"

Archer menoleh lalu tertawa hambar saat menyadari sepupunya yang tengah berdiri di belakangnya. Archer mempersilahkan lelaki itu untuk duduk bersebelahan dengannya.

"Gue capek, Bang." Archer menatap kosong ke arah depan.

"Cerita sama gue," ucap lelaki itu sembari menepuk pundak Archer layaknya seorang kakak.

"Gue capek sama kisah cinta gue, gue brengsek banget."

"Iya lo brengsek banget udah nyakitin cewek yang tulus sayang sama lo." Arkan tertawa getir saat kembali mengingat Vega yang menceritakan Archer kepadanya, sedikit rasa cemburu setiap kali Vega berbicara mengenai Archer, sepupunya.

"Lo kok tau, Bang?" tanya Archer penuh selidik.

"Gue tau. Vega Aurora kan?" Archer mengangguk singkat lalu kembali menyalakan rokoknya dengan pematik.

"Gue sayang sama dia tapi gue juga benci."

"Sekarang gak semudah itu buat lo sakitin Vega lagi. Karena gue akan selalu di belakang Vega buat jagain cewek itu, alasannya karena gue udah mulai suka sama dia. Sekali lo maju buat sakitin dia, gue bakal kasih perhitungan sama lo. Lo lupa Vega selalu menderita? Dan lo malah nambah bikin dia semakin menderita. Jujur gue kecewa banget sama lo."

Archer menegang. Pengakuan Arkan membuatnya semakin merasa bersalah kepada gadis itu. Sayangnya yang ia lakukan hanyalah diam, karena bingung ia harus berbuat seperti apa. Lagi pula ia sudah tidak ada hak untuk marah. Mungkin sekarang ini adalah saatnya ia merelakan Vega untuk Arkan. Ia sudah terlalu dalam menyakiti hati Vega, dan sekarang ia memilih untuk menyerah. Biarkan sekarang ia yang menanggung semuanya, memang sudah sepantasnya ia mendapatkan hal itu.

Archer berdiri diikuti dengan Arkan, Archer menghembuskan nafasnya lelah. "Gue minta sama lo jagain Vega, gue ikhlas lo sama dia," ucapnya berusaha ikhlas.

I'M LONELY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang