4. Test drive

18.7K 1.3K 35
                                    

Selalu salah adalah makanan sehari hariku:)

Malam ini Vega memutuskan untuk ikut Archer test drive, ia tidak peduli jika nantinya akan dimarahi orang tuanya. Karena Vega berpikir, walaupun ia tidak salah ia akan tetap salah di mata keluarganya. Vega bersiap siap, cewek itu hanya mengenakan pakaian santai tapi sopan.
Setelah dirasa semua cukup, Vega beranjak dari kasurnya. Rumahnya sepi sekarang karena seluruh keluarganya menghadiri acara keluarga, kecuali Helga karena cowok itu sedang pergi bersama teman temannya. Vega tidak diajak itu adalah hal yang biasa, bahkan Vega sudah kebal dengan perlakuan mereka yang lumayan menguras kesabaran hati.

"Bi Inah!!" teriak Vega kepada salah satu pembantu di rumahnya.

"Iya, kenapa Non?" tanya Bi Inah sambil berlari kecil ke arah Vega.

"Aku mau pergi sebentar, nanti kalo bunda atau ayah nanyain aku, bilang aja gak tau," kata Vega sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas sling bag yang dikenakannya.

"Loh, nanti Non kena marah," ucap Bi Inah sedikit protes. Bi Inah cukup salut dengan kesabaran yang dimiliki Vega, Bi Inah mengetahui semua perlakuan keluarga Vega yang cukup kasar. Bi Inah tidak berani menegur karena takut dipecat, karena ini adalah jalannya untuk mencari nafkah mengingat suami beliau di kampung yang sering sakit sakitan.

"Kan udah biasa, yaudah Bi, Vega berangkat ya. Assalamualaikum," ucap Vega lalu mencium punggung tangan Bi Inah.

Vega sudah menganggap Bi Inah sebagai ibunya, karena Bi Inah yang selalu mengurusnya, selalu hadir dalam rapat pengambilan rapot. Berbeda dengan bundanya yang lebih mementingkan kedua kakaknya. Vega iri sudah pasti, tapi Vega tetap bersyukur karena ia masih memiliki orang tua. Banyak di sana anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua membuat  Vega semakin bersyukur.

Vega memasuki mobil Archer, lalu tersenyum manis ke arah cowok itu.

"Kamu udah makan kan?" tanya Archer, Vega mengangguk. Terlihat imut di mata Archer.

"Kamu gak bakal dimarahin kalo ikut sama aku?" tanya Archer, karena sebenarnya ia takut jika nanti Vega kena marah.

"Tenang aja, kan udah biasa," jawab Vega disertai kekehannya.

"Yaudah nanti kalo pulang, biar aku bilang sama orang tua kamu," kata Archer membuat Vega seketika membelalakkan matanya. Vega tidak mau jika orang tuanya tau siapa Archer, karena Vega sering mendengar Maura yang curhat kepada bundanya tentang kekasihnya ini, ia hanya takut jika nanti bundanya malah menjodohkan Archer dengan Maura, jika itu bisa terjadi betapa sangat hancur hati Vega.

"Gak usah, Ar," ucap Vega.

"Kenapa?"

"Gak usah aja."

"Beneran gak papa kan?" Vega mengangguk, Archer lantas mengacak rambut Vega pelan membuat Vega tersenyum malu malu.

Ini masih jam tujuh malam, jadi jalanan masih lumayan ramai. Archer melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sementara Vega menatap sendu ke arah luar jendela, memikirkan nasibnya yang sangat miris. Archer yang menyadari Vega sedang melamun langsung menggenggam tangan cewek itu, memberi kenyamanan agar Vega tidak bersedih lagi. Archer tau semua, ia tahu Vega kuat. Bahkan Archer pernah membayangkan, jika cowok itu berada di posisi Vega mungkin ia sudah bunuh diri sekarang.

I'M LONELY (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang