Aku percaya, kesempatan kedua pasti ada tapi aku harus pintar memanfaatkan kesempatan itu.
Tiga hari lamanya Vega koma, tiga hari juga Archer senantiasa berada di samping gadis itu. Archer juga mengabulkan permintaan Aldo untuk tidak memberi tahu hal ini kepada keluarga Vega.
Sekarang ini Archer tengah memandang tubuh Vega yang semakin kurus dengan bibir pucat, tak lupa perban yang mengelilingi kepala gadis itu.
Berapa banyak luka yang telah diberikannya kepada Vega? Bahkan ia tak yakin akan mendapat maaf dari gadis itu. Archer siap, ia siap jika Vega menyuruhnya untuk pergi, apapun ia lakukan asal Vega bisa bahagia.
Banyak ucapan kata maaf yang keluar dari mulut Archer, tetapi sayangnya ucapan maaf saja tidak bisa membuat gadis itu membuka matanya. Archer sadar, perasaannya kepada Vega sangat tulus, ia juga turut merasakan apa yang Vega rasakan.
Jemari lentik Vega bergerak sedikit, Archer menyadari jika itu adalah jemari Vega. Lelaki itu lantas berdiri dan memanggil Aldo untuk memeriksa keadaan Vega.
Senyum terbit di wajah Aldo kala melihat kondisi Vega yang kian membaik, lelaki itu menepuk pundak Archer. Aldo sudah tahu semuanya tentang hubungan Vega dengan Archer, ia sempat marah kepada lelaki itu karena telah menyakiti hati Vega.
"Vega udah sadar, tapi keadaannya masih lemah," ucap Aldo.
Kelopak matanya terbuka, pertama yang ia rasakan adalah pusing. Vega melihat sekeliling ruangan, berapa lama ia tidak sadar?
Senyumnya tercetak saat ia melihat kedua lelaki yang ia sayangi sedang berada tepat di sampingnya, tapi Vega kecewa saat tidak ada keluarganya di sini.
"Kak Aldo, Archer," panggil Vega dengan suara nyaris tak terdengar, dengan keadaan seperti ini Vega memaksakan diri untuk tersenyum ke arah mereka berdua.
Dengan erat Archer menggenggam tangan Vega, lelaki itu mengecup dahi Vega pelan dan juga menangkup pipi Vega dengan lembut.
"Maafin aku," ucap Archer penuh penyesalan.
Aldo yang melihat dua sejoli itu langsung pergi meninggalkan mereka berdua karena ia rasa bukan untuk saatnya ia ikut campur.
"Kita mulai lagi dari awal ya?" pinta Archer, nadanya melembut. Archer siap jika Vega akan menolaknya.
Vega melepaskan masker oksigen, gadis itu menangkup pipi Archer kemudian memeluknya erat dan menangis, bukan menangis sedih melainkan bahagia. Permintaannya agar Archer kembali kini sudah terkabul. Vega sangat berterima kasih kepada Tuhan.
Melepas rindu, akhirnya Archer mau kembali padanya. Ini adalah hal yang paling dinantikan nya, mungkin sekarang semangatnya akan ada lagi setelah berbulan-bulan Archer menjauhinya.
Kadang kala kita perlu hujan agar bisa melihat pelangi, begitupun Vega, setelah sekian lama menantikan Archer akhirnya lelaki itu kembali.
"Maaf, Ve. Sekarang kita akan laluin ini sama-sama," kata Archer sembari menangkup kedua pipi Vega.
"Terima kasih, aku gak mau lagi kamu pergi, aku gak bisa tanpa kamu, Ar," lirih Vega.
"Tapi aku takut Kak Maura bakal aduin ini ke bunda."
Archer menggenggam tangan Vega, memberi kenyamanan kepada gadis itu agar ia bisa tenang. Memang untuk saat ini sulit bagi Archer untuk memilih, jika ia memilih Vega ia takut gadisnya ini akan tersiksa. Tetapi keputusannya sudah bulat, Archer akan terus melindungi Vega bila perlu ia akan menyewa beberapa body guard untuk melindungi gadisnya ini. Archer sangat menyayangi Vega begitu pula dengan Vega.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M LONELY (REVISI)
Teen FictionIni adalah kisah Vega Aurora. Namanya indah namun tak seindah kehidupannya. Vega tidak pernah dianggap, ia selalu terbuang. Vega ingin bahagia, tapi mereka tidak pernah peduli. Salahkah ia berharap keluarganya berubah? Mungkin itu hanya semu, nyatan...