"Balon ku ada lima."
"Lupa-lupa walnanya."
"Hijau, kuning, kelabu."
"Melah muda dan bilu."
Saat ini Ali tengah berada di ruang tamu bersama Keira, adik perempuannya yang berusia lima tahun. Gadis kecil itu sedang bernyanyi dengan lolipop yang berada di tangannya.
"Biru, Ra, bukan bilu." Koreksi Ali dengan nada sedikit lebih lembut dari biasanya.
Keira memberengut kesal," keila kan nggak bisa ngomong l. Jadi nggak papa dong." Kata Keira seraya mengecap lolipopnya.
Ali tersenyum tipis," katanya mau kaya Raisa, tapi ngomong R aja nggak bisa." Cibir Ali.
"Keila kan masih kecil, kalo udah gede nanti juga bisa ngomong l." Ucap Keira sembari menjulurkan lidahnya kepada Ali.
"Raisa itu dari kecil udah bisa ngomong R ya, nggak kaya kamu."
"ABANGG, KEILA NGAMBEK SAMA ABANG." Ucap Keira sembari bersendekap dada.
Sifat Ali yang di luar rumah sedikit berbeda dengan sifatnya saat berada di rumah. Jika di luar dia berkepribadian dingin, kejam dan cuek, lain hal nya jika di rumah, cowok itu bersikap sedikit lebih lembut dan perhatian. Terlebih lagi pada bunda dan adiknya.
"Ali, bunda belum beres loh bikin kue nya. Keiranya jangan di ganggu dong" omel Wulan, ibu Ali.
"Bunda, potong aja uang jajan abang, dia udah ledekin Keila." Adu Keira pada Wulan. Ali hanya mendengus kesal kepada adiknya.
"Maafin abang ya, janji deh nggak ngangguin Keira lagi." Ali menyamakan tubuhnya dengan Keira.
Keira menyipitkan matanya lalu mengecap kembali lolipop,"abang bohong."
"Beneran cantik. Janji deh nanti abang beliin, ice cream."
Keira nampak berpikir sejenak sebelum memberikan maaf pada Ali. Wulan yang menyaksikan itu, sedikit tersentuh. Ia bersyukur Ali bisa menempatkan posisi harus seperti apa dirinya.
"Oke, Keila maafin. Tapi benelan beli ice cleam ya." Kata Keira.
Ali mengangguk pelan.
"Tapi belinya sekalang, cacing di pelut Keila udah demo pengen makan ice cleam." Ucap Keira seraya mengelus perutnya seakan-akan cacing yang dimaksudnya benar-benar demo.
"Jangan keseringan beliin yang manis-manis li, nanti giginya ompong." Kata Wulan memberi peringatan kepada anak sulungnya.
"Iya bun."
"Yaudah sekarang Keira ambil jaket dulu ke kamar." Kata Ali yang di angguki Keira.
Mereka berangkat menaiki motor matic milik Wulan. Ali membawa motor matic itu agar Keira bisa dengan mudah duduk dan berdiri tanpa kesulitan seperti motor gede miliknya.
"JANGAN NGEBUT-NGEBUT! ADEKNYA DI JAGAIN." Teriak Wulan dari dalam rumah.
"Abang, Keila punya peltanyaan."
"Apa?"
"Kenapa ayam nggak bisa telbang padahal dia punya sayap?"
"Karena dia males."
"Ish abang jawab yang benel."
Ali menghela nafas kasar,"Abang nggak tahu, ra."
"Ah nggak selu. Ayam nya nggak bisa telbang kalena badannya kebelatan."
"Nggak nyambung." Gumam Ali pelan takut jika di dengar Keira.
Setelah berkunjung ke rumah Luna, Prilly kembali pulang ke rumahnya namun sebelum itu ia ingin membeli beberapa keperluan untuknya. Beruntungnya di dekat rumah Luna ada mini market yang sedikit sepi, jadi ia tidak perlu repot untuk mengantri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Fiksi RemajaJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...