Jangan lupa vote dan coment ya.
"Kenapa bisa?"
"Bisa apa?"
Ali berdecak kesal," bisa sama mereka." Katanya tajam.
"Kalo nanya itu yang jelas, lagian ngomong itu gratis nggak bayar tau." Kata Prilly pada Ali yang sedang menatap datar dirinya.
Mereka masih berada di markas belakang sekolah Vagos. Setelah pertempuran tadi seluruh siswa di pulangkan ke rumahnya masing-masing. Untuk menghindari hal yang tidak di inginkan terjadi lagi.
"Bawel." Ucapnya sambil mengalihkan pandangan dari wajah Prilly ke teman-teman nya. Ali sadar kalau sedari tadi mereka berdua jadi tontonan anak-anak Vagos.
Buktinya sekarang Aksa yang tadinya marah-marah langsung senyum-senyum gajelas karena melihat tontonan gratis. Di tambah lagi dengan snack dan minuman yang mereka makan.
"Jutek amat." Cibir Prilly pelan tapi dapat di dengar Ali. Cowok itu menatap tajam dirinya.
"Hehe, becanda. Tadi itu aku kan ke toilet waktu mau keluar tiba-tiba ada yang ngebekam mulut aku. Terus di bawa ke depan sekolah, seperti yang kalian liat tadi." Jelas Prilly pada Ali.
"Ke toilet sendiri?" Tanya Ali dengan sedikit jelas. Takutnya cewek cempreng ini lemot lagi.
Prilly mengangguk mantap. Lalu menatap keripik singkong yang masih terbungkus rapi. Ia menelan salivanya untuk menahan nafsu agar tidak memakan makanan itu.
Ali mengikuti arah pandang cewek itu. Seolah-olah mengerti apa yang di mau Prilly.
"Ambil aja."
Prilly menoleh,"ambil apa?"
"Ck. Keripiknya."
"Beneran?" Tanya antusias. Ali berdehem kecil. Dengan cepat Prilly mengambil keripik itu dan menyantapnya.
Ali meminum seteguk teh kemasan,"lain kali jangan sendiri. Bahaya."
"Iya."
"Ajak temen lo."
"Iya."
Prilly yang sedang asik memakan keripik singkong itu hanya menjawab pertanyaan Ali dengan kata 'iya'.
"Jadi pacar Ali."
"Iya."
"BWAHAHA. ANJAY, BOS KITA UDAH PUNYA PACAR UHUYY." Teriak Aksa heboh sambil berjoget-joget nggak jelas.
"IBU NEGARA BARU. BESOK MAKAN GRATIS." Sahut Leon tak kalah heboh dari Aksa.
Pertanyaan barusan bukan dari mulut Ali. Melainkan dari mulut Rian yang rese itu. Ali menatap tajam Rian lalu melempar botol teh itu kepada Rian hingga mengenai kepala cowok itu. Rian meringis sambil menyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Teen FictionJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...