Jangan lupa vote,coment, dan follow. Biar makin semangat ngelanjutin ceritanya.
Ali berjalan mendekati Putra yang sedang tertawa remeh menatap dirinya. Mungkin ini sudah saat nya ia mengakui kekalahan nya. Merendahkan harga dirinya sendiri demi menyelamatkan seorang gadis yang belum lama ia kenal.
Prilly menatap Ali dengan tatapan sedu. Sedari tadi ia terus menggeleng agar Ali tak menuruti permintaan Putra. Tapi ia juga tidak mau di jadikan pemuas nafsu secara bergilir oleh anak Rajawali yang jumlahnya sekitar dua ratus orang.
"BURUAN! JALAN AJA LAMA." Cibir Putra dengan tangan yang bersendekap di dada.
"MENDING JALAN LAMA DARI PADA KAYA BANCI." Teriak Aksa tak terima ketika sang ketuanya di ejek seperti itu.
"BACOT LO." Sahut nya dengan wajah menahan emosi.
Saat Ali sudah di hadapan Putra. Ia menatap nyalang cowok itu, sedangkan Putra memberikan senyuman sinis. Ali mendudukkan dirinya lalu mengangkat kepalanya menghadap Putra.
Ali menggeram pelan. Ia mengepalkan tangannya lalu menampar alat vital Putra. Hal itu membuat Putra langsung meringis kesakitan.
"Gimana? Enak?" Tanya Ali dingin.
"ANJING LO." Pekik Putra tak tertahan sambil memegang masa depannya.
"MAMPUS MASA DEPAN LO RUSAK."
"KAGA ADA PENERUS BANGSAT DEH."
"OPERASI GIH KE THAILAND."
"PECAH DAH PECAH TU BIJI."
"SI RIAN KAGA BISA DI SENSOR MULUTNYA."
"KAGA BISA ENA ENA DONG. KACIAN."
Kira-kira seperti itulah ledekan yang di keluarkan oleh geng The Vagos. Ali menatap ke arah Prilly yang masih di bekap. Orang yang membekap Prilly langsung membawa cewek itu pergi, Ali mengejar orang itu.
"TUNGGU APA LAGI. SERANG." Teriak Revan.
Terjadilah perang di depan gerbang sekolah. Bagi The Vagos sangat mudah mengalahkan geng Rajawali. Biarpun Vagos kalah jumlah tetap saja Vagos bakal menang.
Putra berlari dari daerah pertempuran, ia secara perlahan-lahan menaiki motornya. Mengingat kini masa depannya di pukul Ali dengan keras.
"Wah si banci kabur." Ucap Leon, ia berniat hendak mengejar tapi di cegah Rian.
"Kaga usah di kejar elah. Jalan aja susah apalagi naik motor, paling di perempatan jatoh." Kata Rian sambil memukul wajah anak Rajawali yang di ketahui namanya, Dimas.
Nio menghela nafas kesal. Sedari tadi ia tidak ikut dalam pertempuran. Selain menghindari dosa, Nio juga takut wajahnya yang mulus bak dewa ini lecet.
"Gini nih kalo lagunya kekeyi di jadiin backsound sinetron." Kata Nio sambil menggelengkan kepala.
Ia memilih untuk menelpon polisi ketimbang harus ikut berkelahi. Buang-buang tenaga, apalagi ketuanya udah kabur duluan.
"Tolong datang secepatnya ya pak." Setelah itu Nio memutuskan panggilannya dan berjalan ke arah pos satpam untuk melindungi dirinya dari panas matahari.
Ali berusaha mengejar orang yang membawa Prilly. Beruntungnya orang itu tidak berlari kencang hingga dengan mudah Ali menangkapnya.
Ali menarik kerah baju cowok itu lalu memukul nya tanpa ampun. Bahkan saat cowok itu memohon ampun pun, Ali tak menghiraukan nya.
"Kak udah, hiks." Ucap Prilly pelan sembari menangis ketakutan.
Ali menatap ke arah Prilly. Ia menghentikan aksinya lalu berjalan mendekat dengan cewek cempreng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Teen FictionJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...