Akibat pertemuan yang tidak di sengaja kemarin, sehingga mengharuskan Prilly untuk bangun pagi-pagi sekali. Hanya untuk membuat salad buah dan nasi goreng. Itu semua permintaan dari Ali.
Kalau saja kemarin mereka tak bertemu mungkin saat ini Prilly masih bisa berleha-leha di atas kasur nya.
"Temenin gue dong." Pinta Prilly pada ketiga sahabatnya.
"Mager gue Prill, udah pw banget nih." Sahut Runa yang sedang asik memakan batagor.
Saat ini mereka sedang berada di kantin. Harusnya Prilly juga ikut pesan makanan seperti temannya, tapi karena permintaan cowok rese itu yang mengharuskan dia untuk menunda acara makan-makan.
"Gue juga males Prill, mending lo ajak Luna tuh." Kata Kira seraya menujuk Luna yang sedang membaca buku sembari makan.
"Lun? Temenin dong."
"Oke." Sahut Luna singkat.
Mereka berjalan ke arah meja anggota The Vagos untuk memberikan pesanan Ali. Prilly merasa kalau saat ini ia sedang gugup, sedangkan Luna masih fokus membaca buku sambil berjalan.
"Lun, liat jalan dong. Entar ketabrak lagi."
"Gue udah hapal."
Prilly menghembuskan nafas kasar. Percuma mengajak Luna kalau hanya diam seperti ini.
"Misi kak." Kata Prilly dengan sopan.
Seluruh anggota The Vagos yang berada di meja itu langsung menatap ke arah Prilly. Ada yang menggoda dirinya, menyapa bahkan ada yang merayu dirinya.
Prilly hanya bisa meremas kotak bekal yang ada di tangannya saat ini. Sedangkan Luna, cewek itu masih fokus membaca buku sambil berdiri.
"Widih ada dedek gemoi, ada apa manis?" Tanya Aksa seraya mengedipkan matanya.
"Modus lo buaya." Sahut Rian sambil menoyor kepala Aksa.
"Bacod! Lo juga buaya bambang."
"Kak Ali nya ada?" Tanya Prilly ragu-ragu.
Ali yang sedang asik mendengarkan lagu melalui earphone miliknya. Oleh karena itu ia tidak tahu kalau Prilly sudah berada di dekatnya.
"Ngapain cari Ali sih, mending sama abang di jamin bahagia." Canda Leon.
"SOK-SOKAN MAU BAHAGIAN ANAK ORANG, LO SENDIRI AJA NGGAK BAHAGIA." Cibir Nio sehingga mengundang gelak tawa yang lainnya.
"Jangan mau sama singa. Mending sama gue, di jamin puas." Ujar Rian dengan nada menggoda.
"GUE BILANGIN UMI AH, KALO ANAKNYA SUKA NGOLEKSI VIDEO BOKEP." Perkataan Revan sontak membuat Rian takut.
"Eh jangan dong. Gue cuman becanda doang, elah."
"Lo cari Ali kan?" Tanya Nio.
Prilly mengangguk pelan. Matanya tak lepas dari pandangan Ali yang sedang fokus dengan handphone.
"Li, di cariin nih." Ujar Nio sembari menyenggol lengan Ali.
Ali menatap Nio sebentar, lalu beralih menatap Prilly yang sedang membawa dua kotak bekal. Ali ingat kalau kemarin ia meminta cewek itu untuk membuatkan dirinya bekal.
"Nama temen lo siapa nih? Manis banget." Ujar Leon seraya menatap Luna dari atas hingga ke bawah.
"Kaga dapat dedek gemoi, sekarang malah temannya yang lo embat."
"Kenalin gue Leon, cowok paling ganteng di sekolah ini." Kata Leon seraya mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Luna.
Melihat Luna yang tidak merespon Prilly menyenggol lengan gadis itu. Luna menatap nya sekejap kemudian ke arah Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Teen FictionJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...