Jangan lupa vote dan coment ya!
Cowok berperawakan kekar dengan tinggi badan 178 cm. Rambut hitam pekat, kulit putih yang menawan, Alis ulat bulu yang tergambar rapi tanpa harus di beri sentuhan pensil alis serta bulu mata yang sudah lentik sejak kecil. Alindra Keano Atmaja, Ali panggilannya. Dia adalah ketua geng The Vagos.
"Li, anak-anak laper mereka mau makan sate ayam. Lo mau juga?" Tanya Revan seraya menepuk pundak Ali.
Ali berdehem sambil mengangguk pelan. Matanya masih fokus ke arah kotak persegi panjang.
Revan mengangguk kemudian pergi mencari pesanan dari anak-anak.
Dingin. Itu lah salah satu sifat Ali yang paling susah untuk di cairkan, bahkan para teman-teman nya pun kesulitan. Bukan berarti sifatnya itu membuat dirinya tidak perduli dengan teman-teman nya, justru di antara anggota Vagos yang lainnya, Ali lah yang paling peduli. Jika salah satu dari mereka ada yang terluka maka tak akan segan-segan Ali akan menghabisi orang itu.
"Bang, gue balik dulu ya. Nyokap udah ngomel-ngomel." Pamit Juan, ia salah satu anggota The Vagos yang baru saja bergabung sejak ia menginjak kelas sepuluh, sekarang Juan sudah kelas sebelas itu berarti ia sudah bergabung kurang lebih satu tahun.
Ali melirik sekilas lalu mengangguk pelan tak lupa ia juga bertos ala anak Vagos.
"Sa, anterin Juan." Perintah Ali pada cowok berambut kriting itu.
"Dia udah gede kali, Li." Aksa berdecak pelan.
"Gue aman kok bang, woles aja." Kata Juan seraya menyengir.
Ali menatap tajam Juan membuat lelaki itu langsung kicep. Ali berjalan menghampiri Aksa.
"Lupa solidaritas?" Kata Ali tajam membuat Aksa sedikit merinding lalu berdiri menegakkan badannya.
"Iya dah gue anterin sekalian balik."
"Gue duluan bro." Teriak Aksa pada anak-anak yang lainnya.
Kenapa Ali memaksa Aksa untuk mengantarkan Juan? Karena hanya rumah Aksa lah yang searah dengan rumah Juan. Makanya Ali menyuruh mereka.
"Anjay bening banget nih cewek." Ujar Rian dengan suara yang sedikit berteriak.
"Mana-mana, gue pengen liat." Sahut Leon seraya melirik handphone Rian.
"Anjir mulus banget." Lanjutnya.
"Liat dong bang, mayan buat cuci mata. Sepet mata gue ngeliat bu Nuning doang." Samber Hanif dengan wajah penasaran.
Bu Nuning adalah wanita paruh baya yang kini hidup hanya seorang diri, setelah kematian suaminya dia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuka toko bahan pokok yang bertempatan seratus meter dari markas mereka.
Yang lainnya pun juga ikut menyambar handphone milik Rian. Mereka menatap cewek yang ada di layar itu dengan mulut yang menganga.
"Li, lo nggak mau ngeliat? Cewek nya cantik banget." Kata Devan.
"Yoi bang! pipi nya itu loh, tembem abis." Ujar Bima sambil memperagakan seperti ingin mencubit seseorang.
"Lo pada kaya nggak tahu Ali aja. Si Ratu yang body nya kaya gitar spanyol aja Ali kaga doyan, apalagi yang ini." Kata Bayu.
"Oh iya gue kan lupa kalo Ali sukanya yang batang." Kata Bima yang kelewat vulgar.
"Anjing, otak suci gue ternodai bego." Rian menoyor kepala Bima keras membuat sang empu meringis pelan.
"Sok suci lo! Orang di laptop lo aja banyak video bokep." Cibir Leon dengan nada meledek Rian.
"Sesama pecinta lobang jangan saling hujat." Tegur Devan. Mereka hanya terkekeh pelan.
Saat Hanif hendak membuka suara, Ali terlebih dahulu memotongnya. Karena takut omongan mereka akan melebihi batas lebih baik ia melerainya.
"Liat fotonya." Kata Ali tiba-tiba membuat yang lainnya menganga tak percaya.
Nio yang asik dengan buku di tangannya langung terjatuh saat Ali mengatakan itu. Begitu juga dengan yang lainnya, sontak menghentikan aktivitas nya kala mendengar ucapan Ali.
"Serius lo?" Tanya Rian memastikan.
Ali mengangguk.
"Anjir akhirnya bos kita kaga homo." Pekik Nio histeris. Padahal sedari tadi dia yang paling kalem tapi mendadak paling heboh.
Ali mendelik tajam," buruan." Desaknya.
"Eh iya, nih." Ujar Rian sambil menyerahkan handphone nya kepada Ali. Ali menatap cewek manis itu dengan seksama, ada sedikit getaran dalam dirinya yang ia sendiri juga tak tahu getaran aneh apa ini.
Namun aktivitas Ali di kacaukan dengan suara Revan yang berteriak dengan tiga bungkus kantong plastik berwarna hitam di tangannya. Ali menghela nafas lalu melempar handphone Rian kepada pemiliknya, untung saja dapat di tangkap Rian. Coba kalau tidak, bisa saja handphone itu sudah tak berbentuk.
_____
Ada pesan untuk ketua geng Vagos, Ali?
Apakah ada yang ingin di sampaikan dengan saudara Revan?
Ada kata buat Leon?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Novela JuvenilJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...